Sabtu, 18 Maret 2017

Dua Manusia..

Ada dua orang manusia..


Manusia pertama,
ia terlahir sempurna, di tengah keluarga yang hidup berkecukupan.
Selama hidupnya, ia mendidik dirinya untuk menikmati apa yang dunia berikan untuknya.
Tempat tinggal yang nyaman..
Ia mendapatkan segala sesuatunya dengan mudah..
Ia punya kekuatan finansial yang selalu supportive atas apa saja yang ia lakukan..
Di usia yang masih muda, ia jatuh cinta..
Tak seperti kebanyakan manusia yang terlalu memikirkan bagaimana menghidupi bahtera rumah tangga..
Ia pun menikah di usia muda..
Tentu dengan pesta yang mewah..
Rumah nyaman yang telah disediakan oleh keluarganya..
Kehidupan sejahtera yang membentang di sepanjang hidup sepasang kekasih muda itu..
Berlibur ke luar negeri bersama keluarga besarnya..
Ia membeli mobil dan pakaian – pakaian mewah..
Life is beautiful,isn’t it?



Manusia kedua..
Ia terlahir dalam keluarga sederhana..
Ia merasakan panasnya suhu rumah ketika hanya dibuai oleh kipas angin tua..
Ia mendidik dirinya mati – matian untuk bisa mendapatkan nilai terbaik di sekolah..
Menjelang dewasa..
Tak ada orang yang menawarkan pekerjaan ataupun bisnis kepadanya secara cuma – cuma..
Uang di tabungan yang seadanya..
Bergumul dengan harga untuk hidup di ibukota..
Sering.. untuk menghemat uang di saku celana..
Ia rela tidur di peron stasiun..
Atau tertidur di minimarket yang terbuka 24 jam…
Baju lusuh dan badan yang gatal sudah menjadi cerita biasa untuknya..
Ia memiliki mimpi yang tinggi..
Mimpi untuk bisa melihat dunia dengan tetes peluh nya sendiri..
Ketika hidup begitu berat dan ia menyimpan ambisinya itu dalam – dalam..
Jatuh cinta? Jelas, ia jatuh cinta.
Tak seperti manusia kaya dan berkecukupan, ia memikirkan dengan apa ia bisa menghidupi keluarga masa depannya..
Ia memikirkan bagaimana ia bisa membelikan rumah yang nyaman untuk keluarga kecilnya..
Ia mengerutkan dahi tentang bagaimana ia bisa membesarkan anak – anaknya.
Di sisi lain, ia berpikir bagaimana bisa merealisasikan untuk meraih ambisinya melihat dunia?



Hidup memang berat..
Ya.. hidup berat untuk manusia kedua..
Tapi tidak untuk manusia pertama. Life is easy and beautiful, kata manusia pertama.
Life is hard, and we need to fight for it. We need to be strong to face it, kata manusia kedua.
Hidup memberikan jalannya masing – masing.
Dan kekuatan pribadi itu muncul, ketika ia diproses, ditempa, diinjak – injak, diludahi..
Tapi ia tetap kuat.. ia jatuh, tetapi tetap bangkit..
Dan di penghujung hidup, ketika Tuhan membentangkan tangannya..
Menyambut karakter – karakter kuat yang berproses sepanjang hidupnya..
Dan karakter itu sadar, Ia kuat berpeluh debu dan tanah, bukan karena kekuatannya sendiri.
Tetapi menyadari kekuatan Tuhan yang hadir dalam setiap derap nafas hidupnya.
Karakter itu memahami..
Bahwa terdapat perbedaan perspektif kebahagiaan antara manusia pertama dan kedua dalam melihat kebijaksanaan kehidupan secara sempurna..



So, which one are you?





Ad Maiorem Dei Gloriam






Amadeus Okky Suryono




0 komentar:

Posting Komentar