Minggu, 01 Juli 2012

Ibu Si Penggelitik Hati..


Sumber Gambar : www.Google.com

       Pagi ini..dengan rasa penasaranku..kutelusuri jalan yang sama..di hari yang berbeda..dan ini sudah ke-empat kalinya aku diburu dalam rasa keingintahuanku..untuk melalui rumah bercat merah muda tanpa halaman di depan rumahnya, dengan terasnya yang menjorok ke jalanan..dan kulihat pemandangan yang sama di setiap pagi yang kujumpai.. pemandangan yang seolah menggelitik hati dan bahkan berbalut menjadi ironi..

Tangan kanannya begitu lincah menari dan berdansa bersama sebuah pena yang bercumbu dengan sebuah buku tulis yang sudah berwarna kekuningan, lusuh, dan kotor..dengan beratapkan teras rumah yang merupakan rumah warga, menjadikannya tempat favoritnya untuk bernostalgia bersama buku, pena, dan memory tentangnya..dan menjadikan pukul 8 pagi, menjadi waktu yang special baginya untuk terlarut dalam angannya.

Sembari ia duduk dan bersandar di dinding merah muda itu, ekspresinya yang merupakan perpaduan unik antara kekosongan dan keseriusan ikut menghiasi pemandangan pagi itu..setelah beberapa saat, kucari info tentang keberadaan “ibu si penggelitik hati” ini dan memang dia merupakan ibu setengah baya yang gila, dengan jalanan yang menjadi pendamping tidurnya, serta mentari dan hujan yang menjadi sahabat setianya.. pakaiannya yang compang camping bahkan membuat iba bagi beberapa orang ibu-ibu hingga tak tega dan memberikan pakaian baginya yang layak pakai tanpa memperdulikan racauan-racauan “khas” orang gila yang pikirannya entah terbawa angin..

Sungguh mengejutkan ketika “ibu si penggelitik hati” ini begitu rutin dalam “menuliskan” berbagai macam “imajinasi”nya ke dalam buku tulis lusuh kesayangannya.. mengapa aku mengatakan dalam kiasan sebagai “ibu si penggelitik hati”?  “manusia normal” jaman sekarang, atau mereka yang menganggap diri mereka “normal” yang padahal lebih “normal” ibu si penggelitik hati dibanding mereka, menghabiskan begitu banyak waktu untuk tenggelam dalam angan mereka bersama teknologi – teknologi mutakhir yang berkembang di zaman sekarang.. “mereka yang menganggap diri mereka normal” itu tertawa terbahak – bahak dengan blackberry di genggaman mereka hingga orang di sekitar mereka mengerutkan dahi akan “kenormalannya” atau terhanyut dalam buaian program – program televisi dan menikmati “kenormalan” mereka selama berjam – jam.. 

Sedangkan “ibu si penggelitik hati” ini dengan “kegilaannya” mampu mengembangkan sayap – sayap kata menjadi suatu himpunan paragraf yang  unik, semrawut karena tulisan tangannya, dan secara rutin ia lakukan untuk bergelut dalam hal mengasah angan sebelum kembali mengalun bersama teriknya jalanan...
Lalu.. bagaimana denganmu??




Ad Maiorem Dei Gloriam





Amadeus Okky Suryono

0 komentar:

Posting Komentar