Sabtu, 19 Februari 2011

aplikasi IFRS di Indonesia

Perusahaan akuntan publik di Indonesia bakal menerapkan Standar Internasional Pelaporan Keuangan (IFRS) pada 2012. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga keuangan sebagai regulator mengutarakan kepeduliannya terhadap implementasi standar tersebut.

"Standar akuntansi ini bisa meningkatkan kredibilitas laporan keuangan Indonesia yang juga dapat membuat citra emiten yang dapat menarik investor," kata Etty R. Wulandari, Kepala Biro Akuntansi Bapepam-LK di Jakarta, Selasa (22/6).

Saat ini perusahaan Indonesia masih menerapkan standar laporan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). "Bila sudah menyesuaikan dengan IFRS kita bisa terkoneksi dengan standar internasional. Indonesia negara anggota G-20. Perusahaannya juga harus punya kemampuan berintegrasi dengan standar keuangan dunia," ujar Wakil Ketua Asosiasi Emiten Indonesia Sandiaga Uno.

Rencananya seluruh emiten akan mengadaptasi standar IFRS pada 2012, baik Bapepam sebagai regulator, maupun AEI sebagai organisasi. "Sosialisasi sudah berjalan. AEI punya kepentingan sebagai asosiasi harus memberdayakan anggotanya supaya investor di luar negeri bisa melihat acuan yang sama kalau kita sudah beradaptasi ke IFRS," tutur Sandiaga.

"Perusahaan juga akan menikmati biaya modal yang lebih rendah, konsolidasi yang lebih mudah, dan sistem teknologi informasi yang terpadu," kata Patrick Finnegan, anggota Dewan Standar Akuntansi International (International Accounting Standards Board/IASB), dalam Seminar Nasional IFRS di Jakarta.

Rencana mengadopsi IFRS tersebut sejalan dengan gerakan global oleh sedikitnya 100 negara di dunia yang mulai mengimplementasikan IFRS dan menggunakan satu bahasa akuntansi. Bagi perusahaan Indonesia, proses penyesuaian dan transformasi menuju IFRS sangat penting dalam mengantisipasi perkembangan standar akuntansi global.

Pelatihan dan penentuan waktu yang tepat menjadi isu utama yang patut diperhatikan dalam mengaplikasikan IFRS. "Karenanya perusahaan perlu melakukan pelatihan kepada karyawan dan investor mengenai pendekatan dan standar yang baru ini," ujar Pascal Jauffret, dari lembaga akuntasi dan audit internasional Mazars.

Rencana tersebut mendapat sambutan positif dari para pelaku di sektor keuangan. "Mengingat adanya perubahan mendasar dalam konvergensi ke IFRS, perusahaan perlu panduan dalam menyelaraskan standar ini. Perlu pembicaraan bersama antara asosiasi, IAI (Ikatan Akuntan Indonesia), dan regulator," kata Endang P. Sulaksono, perwakilan dari Asosiasi Emiten Indonesia.


sumber :

0 komentar:

Posting Komentar