Dalam senja yang bergelung bersama
kelabu awan, terbalut gemuruh Zeus yang menggoda manusia tak bersayap pemijak
bumi untuk berlari – lari kecil mencari tempat naungan berteduh. Godaan yang
seakan menjadi isyarat ketika para bidadari berdansa bersama rintik air hujan
yang turun ke bumi dengan berselimutkan aroma – aroma tanah basah dan
bersenandung bersama gugurnya daun – daun yang rapuh karena lekang oleh waktu..
Di tengah alunan orchestra alam itu, ada seorang ibu
dengan barang belanjaan kebutuhan pokok di dalam tas kresek hitam yang
tergenggam di tangan kanannya, sedang berteduh di bawah naungan terpal seng
usang di selasar sebuah pasar tradisional. Ia menerawang menuju sendunya
langit. “ah..hujan..”, katanya dalam hati. Sayup – sayup ia melihat motornya
yang diparkir tak jauh dari situ.
Dalam alunan melody hujan yang
semakin tak merintik, alam seolah termangu dengan nafas menderu seorang bocah
berusia 7 tahun yang berlari ke arah ibu tadi sembari membawa payung yang penuh
dengan tambalan dan baju yang semakin erat memeluknya akibat dekapan air
hujan.. Ia berlari berbekal sinar mata yang terkaburkan air dan senyum khas
dari gigi – gigi mungilnya.
“Bu..payungnya
bu...”
“boleh
nak...”
Ibu itu pun menggenggam pangkal
payung, memayungi dirinya, dan anak itu berlari kecil di sebelahnya dengan
bermandingan senja dan hujan.
“Sini
nak, kita payungan sama – sama...”
“Gak
usah bu, ibu aja yang payungan..”
“Gakpapa
nak, sini..”
Ibu itu pun mendekap pundak si anak
dan merapatkan ke tubuhnya yang lebih hangat.. tak berapa lama, mereka pun
sampai di samping motor si ibu..
“berapa
nak?”
“terserah
bu..seikhlasnya..”
Tergerak oleh kelembutan hatinya, ibu itu merogoh dompetnya dan
mengambil uang 5 ribuan sembari meletakkannya ke atas telapak tangan mungil
yang menengadah menatap langit. Anak itu terdiam sembari menatap uang itu lekat
– lekat.. nominal uang yang sangat jarang ia terima. Bagai kebahagiaan dinamo
kecil, ia mengucapkan terima kasih, berlari dengan langkah kegembiraan, dan
tangan yang menggenggam uang di udara, ia membelah gerimis dan senja yang
semakin menghitam..
Ad
Maiorem Dei Gloriam
Amadeus
Okky Suryono
0 komentar:
Posting Komentar