Sabtu, 24 Agustus 2013

Kurasakan Sakitmu..

Hari ini, Ronnie yang selalu membungakan taman – taman hatiku ini terbaring di sebuah bangsal sederhana berisi 4 orang pasien termasuk dirinya. Ia.. seorang pria yang kukenal selalu mengusahakan yang terbaik bagi dirinya menjadi seolah tak lagi peduli dengan tembok dalam ruangan bangsalnya yang retak di setiap sudutnya.. ataupun kasur tempatnya berbaring yang tak empuk.. ataupun suara ramai para pengunjung dari teman pasien sekamarnya.. Ia hanya memperdulikan rasa sakit di perut bagian bawah, dan terasa sakit ketika buang air kecil.. ia hanya memperdulikan tentang kapan sang waktu mengijinkannya untuk sembuh dari infeksi saluran kencing yang dideritanya.. bahkan ia menjadi seolah tak peduli mengenai fakta bahwa tak ada yang mendampinginya, ataupun duduk di samping pembaringannya untuk sekedar bertanya,”gimana? Uda baikan?”..

            Lalu, dimana aku? Tepat 1 jam pemberitahuan darinya via blackberry messenger yang sebenarnya ditujukan kepada sahabat - sahabatnya termasuk aku, seorang pengagum rahasianya yang juga menjabat sebagai sahabatnya, aku datang di rumah sakit tempat ia dirawat. Aku tak lagi peduli untuk berangkat bersama – sama dengan sahabat yang lain. Aku hanya peduli, ketika aku tiba di samping pembaringannya.. Aku adalah orang pertama yang ia tatap ketika ia membuka matanya dari mimpi indahnya.. dan faktanya, aku memang menjadi yang pertama datang mengunjunginya.. aku tersenyum.

            Senyumanku tak bertahan lama di sisinya semenjak kedatanganku.. aku seolah ikut merasakan jarum infus yang menembus kulitku.. gigi yang gemeretak dan tangan yang menggigil akibat demam yang ikut – ikutan mendampingi.. aku memejamkan mataku.. aku berharap aku dapat ikut menanggung sakit yang dideritanya.. agar ia tak begitu kesakitan.. agar ia tak merasa sendirian..  

          Tak berapa lama, matanya perlahan terbuka.. menatapku perlahan dengan mata hitam kecoklatan yang selalu membuaiku setiap kali aku menikmati sinar matanya.. ia tersenyum sedikit.. dan aku berusaha menampilkan senyum termanis, meskipun memang pada faktanya senyumku tak semanis wanita yang membuatnya jatuh hati saat ini, meskipun senyumku takkan membuatnya secara instan mengejarku seperti ketika ia mengejar seorang wanita yang telah memiliki tambatan hati, meskipun senyumanku tak bisa membuatnya jatuh ke dalam sebuah cinta yang buta.. tetapi senyumku.. sebuah senyum yang aku harap mampu menyampaikan pesan bahwa aku disini.. aku yang terduduk di sisinya.. aku yang mencintaimu dan berharap kamu lekas membaik..


            “Hai sleepy head..tidurnya nyenyak?”
            “ah.. gak juga..pusing banget kepalaku..”
            “minum dulu gih..”
            “gak ah.. masa aku minum dikit aja uda pengen kencing lagi? Sakit tauk..”
            “iya.. namanya aja lagi sakit..udah makan?”
            “udah tadi.. kamu dateng sendirian?”
            “iya.. hehe..trus tadi kamu kesininya dianter siapa ron?
            “sendiri..haha.. kayaknya selama aku di Jogja, kalo aku sakit selalu berangkat sendiri
            deh.. hahaha”
            “lah.. tau gitu kamu bilang aku dong..kan aku bisa anterin..”
            “iya juga ya.. hehehe.. oya, gimana kabarnya Veni? “

           
          Ah..Veni.. wanita yang juga sahabatku sendiri dan membuat Ronnie bertekuk lutut meskipun telah dimiliki Ferdi, kekasih Veni..Ronnie terjebak dalam cinta yang tak berpintu, cinta yang buntu.. hati Veni telah dimiliki orang lain.. dan kekasihku itu tak peduli dengan hal itu.. aku pun menjawab dengan senyum kegetiran dan terkesan asal – asalan..


            “baik – baik aja.. kayaknya lagi nge-date sama Ferdi tuh..”
            “aghh....”


    Percakapan kamipun terhenti dan terbalut tarian kesunyian hingga membuatnya menari dan meninggalkanku ke alam mimpi.. kekesalanku pun seolah memudar.. ketika menatap hembusan nafas teraturnya saat ia tertidur.. ataupun sedikit mengigau.. lucu dan menggoda..aku mengharapkan kesempatan untuk sekedar menyentuh tangannya.. ataupun hal lain yang membuat kulit kami bersentuhan.. dan untuk saat ini.. hanya dalam bayang – bayang saja sudah cukup buatku..

       Kencan kami terbelah ketika sahabat – sahabat lain mulai berdatangan mengunjunginya.. ia pun terbangun dan merajut waktu bersama perhatian yang mereka lemparkan.. aku melihat senyumnya yang selalu buatku terbang dan lupa bahwa tempatku berpijak adalah bumi.. aku menikmatinya.. aku bagaikan terduduk dalam sebuah opera dimana ia dan sahabat – sahabat yang lain menjadi aktor – aktrisnya. Dan  seolah terdapat sebuah saraf penghubung antara tubuhnya dengan tubuhku.. aku tertawa ketika ia tertawa.. aku tersakiti ketika ada hal yang dirasa ia juga ikut tersakiti..

          Tak berapa lama, para sahabatpun pulang.. ia pun terbaring lelah dan hendak meninggalkanku lagi menuju mimpi indahnya.. hanya tinggal aku di sisinya..


            “kamu gak ikutan pulang?”
            “enggak.. aku disini aja..jagain kamu..gakpapa?”
            “yakin? Ya aku sih seneng – seneng aja..”
            “sip.. dah tidur sana..”
           


            Ia pun tertidur.. aku duduk di kursi samping pembaringan..menikmati buliran waktu yang berjatuhan.. bersamanya..





Ad Maiorem Dei Gloriam


Amadeus Okky Suryono

            

2 komentar:

  1. Aku dan Ku disini cewek kah? Dapet darimana inspirasinya???

    BalasHapus
  2. iya tokohnya cewek..haha.. dari temen - temen di sekitarku.. :D

    BalasHapus