Sumber Gambar : www.Google.com
Libur Lebaran terutama bagi umat
muslim menjadi suatu kata yang familiar dengan merajut kebersamaan, terutama di
antara anggota keluarga setelah sebulan mereka berpuasa. Bahkan tak hanya umat
muslim, umat – umat non muslim juga menjadi tertular akan semangat kebersamaan mereka
dan ingin ikut merayakan pula bersama anggota keluarga mereka di rumah sembari
menjauhkan diri mereka dari berbagai macam aktivitas yang mendera keseharian
mereka.
Tak pelak, pertemuan antar anggota
keluarga menjadi suatu dampak penimbul tawa dan pelukan hangat, serta menjadi
pemupuk semangat di kala pikiran dan hati menjadi sekering daun – daun yang
berguguran..bahkan kita rela untuk membelah kemacetan jalanan, bermandikan
mentari, berpeluh dan berdesak – desakan dengan manusia – manusia yang juga rindu
akan hangatnya sebuah kata, Keluarga..
Tetapi..para manusia – manusia perkotaan
dari segala usia yang pikirannya telah dipenuhi oleh beban – beban pekerjaan,
menyeret ruwetnya pikiran dan membawanya ke dalam hangatnya rumah orang tua
maupun saudara – saudara mereka..alhasil, ketika beban pikiran tersebut tetap
tinggal dan menetap di pikiran – pikiran mereka, tawa dan canda antar anggota
keluarga menjadi hambar dan hangatnya senyuman menjadi dingin..
Bahkan sering mereka berbincang –
bincang, membicarakan anak – anak mereka yang sudah tumbuh besar dan bersekolah
di sekolah kebanggaan mereka, terkadang membicarakan hobby yang sama – sama mereka
sukai, ataupun berbagai macam topik yang mereka dengungkan ketika bersandar di
bahu para anggota keluarga mereka..tetapi di samping itu, tawa dan perbincangan
yang mereka ajukan seolah menjadi bumbu ketika pikiran mereka berkelana dan
menari terhembus angin pagi hingga terbang dan berkelana entah kemana.. ya..
pikiran mereka mengkhawatirkan bagaimana pekerjaan mereka pasca libur
lebaran..bagaimana anjing – anjing di rumah apakah mereka baik – baik saja? Bagaimana..bagaimana..otak
mereka diisi dengan hal – hal di luar kehangatan dan kenyamanan rumah tempat
orang tua dan saudara – saudara mereka berkumpul..
Pikiran mereka tidak menyatu dengan
raga mereka..
Bagaimana bisa kita menikmati
kebersamaan dan merasakan nostalgia bersama keluarga di rumah jika kita terus
khawatir? Akan pekerjaan kita? akan kehidupan kita yang akan datang? Banyak buku
– buku motivasi mendengungkan kepada kita bahwa kehidupan kita yang sebenarnya
adalah saat ini juga.. dan ada juga pepatah yang mengatakan, “ yesterday is a
history, tommorow is a mystery, but today is a gift..that’s why it called
present.” Hingga sudah selayaknya di lebaran ini, keluarga kita menyambut kita
seutuhnya dalam pangkuan dan genggaman mereka..
Nikmatilah..
Ad
Maiorem Dei Gloriam
Amadeus
Okky Suryono
0 komentar:
Posting Komentar