Senin, 20 Agustus 2012

Ketika Lebaran Tiba..


     
Sumber Gambar : www.Google.com
     
      Libur Lebaran terutama bagi umat muslim menjadi suatu kata yang familiar dengan merajut kebersamaan, terutama di antara anggota keluarga setelah sebulan mereka berpuasa. Bahkan tak hanya umat muslim, umat – umat non muslim juga menjadi tertular akan semangat kebersamaan mereka dan ingin ikut merayakan pula bersama anggota keluarga mereka di rumah sembari menjauhkan diri mereka dari berbagai macam aktivitas yang mendera keseharian mereka.

      Tak pelak, pertemuan antar anggota keluarga menjadi suatu dampak penimbul tawa dan pelukan hangat, serta menjadi pemupuk semangat di kala pikiran dan hati menjadi sekering daun – daun yang berguguran..bahkan kita rela untuk membelah kemacetan jalanan, bermandikan mentari, berpeluh dan berdesak – desakan dengan manusia – manusia yang juga rindu akan hangatnya sebuah kata, Keluarga..

       Tetapi..para manusia – manusia perkotaan dari segala usia yang pikirannya telah dipenuhi oleh beban – beban pekerjaan, menyeret ruwetnya pikiran dan membawanya ke dalam hangatnya rumah orang tua maupun saudara – saudara mereka..alhasil, ketika beban pikiran tersebut tetap tinggal dan menetap di pikiran – pikiran mereka, tawa dan canda antar anggota keluarga menjadi hambar dan hangatnya senyuman menjadi dingin..

      Bahkan sering mereka berbincang – bincang, membicarakan anak – anak mereka yang sudah tumbuh besar dan bersekolah di sekolah kebanggaan mereka, terkadang membicarakan hobby yang sama – sama mereka sukai, ataupun berbagai macam topik yang mereka dengungkan ketika bersandar di bahu para anggota keluarga mereka..tetapi di samping itu, tawa dan perbincangan yang mereka ajukan seolah menjadi bumbu ketika pikiran mereka berkelana dan menari terhembus angin pagi hingga terbang dan berkelana entah kemana.. ya.. pikiran mereka mengkhawatirkan bagaimana pekerjaan mereka pasca libur lebaran..bagaimana anjing – anjing di rumah apakah mereka baik – baik saja? Bagaimana..bagaimana..otak mereka diisi dengan hal – hal di luar kehangatan dan kenyamanan rumah tempat orang tua dan saudara – saudara mereka berkumpul..

        Pikiran mereka tidak menyatu dengan raga mereka..

      Bagaimana bisa kita menikmati kebersamaan dan merasakan nostalgia bersama keluarga di rumah jika kita terus khawatir? Akan pekerjaan kita? akan kehidupan kita yang akan datang? Banyak buku – buku motivasi mendengungkan kepada kita bahwa kehidupan kita yang sebenarnya adalah saat ini juga.. dan ada juga pepatah yang mengatakan, “ yesterday is a history, tommorow is a mystery, but today is a gift..that’s why it called present.” Hingga sudah selayaknya di lebaran ini, keluarga kita menyambut kita seutuhnya dalam pangkuan dan genggaman mereka..

Nikmatilah..


Ad Maiorem Dei Gloriam


Amadeus Okky Suryono 

0 komentar:

Posting Komentar