Dear you..
Mungkin sangat berlebihan ketika aku
mulai menamakanmu cinta pada pandangan pertama dimana faktanya adalah aku pertama
kali menatapmu melalui layar kaca. Aku bahkan tak menyadari diriku sempat
terhenyak hingga tak alihkan pandanganku dari wujudmu.. suatu hal yang mustahil
dan menodai arti nama cinta jika percintaan hanya terjadi secara sepihak yang berupa lanunan kekaguman seorang fans dengan idolanya..Mungkin saja aku bergumul dalam
jejalan detak jantung para pria yang juga begitu menginginkanmu..terdesak dan tak
tentu arah hingga aku tenggelam di dalamnya tanpa pernah sempat mengenalmu
lebih dekat.
Aku rasa tak ada makhluk yang
berpijak di atas tanah yang tak mengagumi senyummu.. dengan gigi putih rata dan
lesung pipit yang memikat..dan tatapan sendu matamu yang seolah menyentuh
jiwaku meski hanya sebatas di layar kaca..gambar tentangmu begitu dekat..dan
aku secara naif mengabaikan fakta bahwa kamu begitu jauh..
Jujur aku tak pernah merasakan ini
ketika berhadapan dengan seorang populer sepertimu. Aku hanya membiarkan diriku
terpeluk angan tentangmu diiringi sang waktu. Terbuai akan kelihaian aktingmu
dan baru – baru ini, aku dikejutkan akan kepiawaianmu menyanyi dan menari
dengan nada – nada gitar.. aku terpesona..
Aku jadi teringat akan lyric Indigo girls yang kutahu berasal dari sebuah novel karangan Dee berjudul perahu
kertas dan aku merasa berada di dalam kandungan bait – bait itu. Begini bunyinya
:
“Maybe that’s all that we need is to
meet
in the middle of impossibilities.
Standing at opposite poles,
equal partners in a mystery.”
Saat
ini aku dan kamu berada di dua kutub yang berlawanan.. di tengah
kemustahilan..dan hanya bertumpu pada buaian keajaiban.. saat ini aku baru
merasakan rasanya mencintai.. tanpa rasa bahagia.. tanpa rasa terluka.. numb..
Mungkin seharusnya kuakhiri saja
suratku ini.. memendam rasa yang mungkin kusangka cinta, membuyarkan khayalan
dan merangkak dalam realitas.. bahwa kamu ada, dan memahami bahwa makhluk
sepertimu benar – benar ada sudah cukup buatku.. dan untuk itu kuucapkan terima
kasih..karena benang takdir memberikanku waktu untuk menikmati keberadaanmu..dari
kejauhan..
Aku berharap dengan berakhirnya
surat ini, kamu mau menemaniku menjalani merah jingga hari – hariku..dalam
khayalan.. dalam impian.. dan itu sudah cukup..
Aku
mencintaimu.. jika memang itu dinamakan cinta..
Ad
Maiorem Dei Gloriam
Amadeus
Okky Suryono
0 komentar:
Posting Komentar