Kamis, 10 Oktober 2013

Heartbroken..

Heartbroken..
Karena cinta? ah.. sudah basi..berlumut.. bahkan hingga kini, hati yang tadinya utuh menjadi separuh.. dan dari hati yang separuh, mati – matian buat gak nyanyiin lagu - lagu galau dan beranjak ke sarang spiritualitas malah justru ter-abrasi menjadi seperempat dan bahkan hilang! Lalu? Aku menjadi manusia tak ber-hati? Entah..

Heartbroken..
Karena kelakuan orang -  orang sekitar yang melihatku dalam bungkusan masa lalu? Kurang tau juga. Mungkin masih banyak yang  berpendapat kalo manusia itu makhluk stagnan.. yang berubah ya physicly..warna rambut, tinggi badan, atau bahkan meningkatnya kemampuan otak.. pokoknya yang bisa diliat mata..bukan hati..bukan kepribadian...kalo masa lalunya udah seperti itu ya udah.. pasti sekarang ya gak jauh – jauh banget dari situ.. lalu respon – respon yang kayak gitu bikin heartbroken? Um..entah..mau ngecek hati juga kayaknya tadi uda secara gak langsung menjadi “manusia tak ber-hati”.. jadi mau ngecek kemana lagi?

Heartbroken..
Karena ekspektasi kepada almamater yang terlalu tinggi.. indah.. bahkan sekarang seakan menjadi folkstale yang apik sebagai bumbu bunga tidur? Well. Mungkin.. aku mulai teracuni virus iri dengki kepada mereka, para alumnus yang masih tinggal di dunia khayangan, dunia yang penuh solidaritas, kehangatan teman – teman satu almamater yang menempati sebagian besar porsi hati dan menjadi source bahan bakar di kala ndonya sedang sedingin apatisme.. lalu? Mengapa dunia almamaterku begitu berbeda? Apakah aku yang begitu berbeda?

Heartbroken..
Bahkan dibuat berkali – kali heartbroken melebihi heartbroken – heartbroken lain, karena masih bercokolnya manusia – manusia  yang  secara klise diceritakan dalam kitab perwayangan Jawa, dimana terdapat seorang tokoh bernama Dasamuka (sepuluh wajah).. dan disini kuartikan saja secara harafiah tentang manusia yang memiliki topeng wajah berjumlah sepuluh.. para penjilat.. para makhluk yang menodai kasih dan ketulusan.. para jahanam yang mencucurkan air mata di kala hati bergemuruh riang..terutama ketika menatap kesialan sesamanya..

Heartbroken? Entah bisa disebut broken lagi atau malah destroyed? Bagai puing – puing abu yang terbang sejalur dengan angin.. menyebar ke berbagai tempat entah kemana.. menghilang..


Lalu? Masih bolehkah aku.. setidaknya menatap  dari kejauhan.. meski bukan di kehidupanku tetapi paling tidak, menatap dunia manusia – manusia yang masih bisa tertawa lepas..berbahagia.. dan bersyukur bahwa ia masih hidup dan bernafas dalam bulir waktu yang mengalir di kehidupannya? 



Ad Maiorem Dei Gloriam



Amadeus Okky Suryono

0 komentar:

Posting Komentar