Jumat, 18 Oktober 2013

Oase..

Tahukah kamu, manis...
Kehadiranmu saat ini bagaikan oase yang tersembunyi di balik bukit padang pasir...
Oase yang memberikanku tujuan di setiap helaan nafasku..
Selepas bergelung bersama rintihan fatamorgana..
Selepas ter-bisa-kan ular derik yang mengintaiku sebagai mangsa..
Selepas pertarunganku dengan pelukan – pelukan mentari yang buatku terbakar setengah mati...

            Kamu..oaseku..
            Yang mampu membasahi keringnya kerinduanku akan kamu di setiap rajutan mimpi –
            mimpi indahku...
Yang mampu menambal patahan dan retakan di setiap nadiku yang mulai haus akan detakkan namamu..
Yang terombang – ambingkan godaan dari makhluk – makhluk melata dan berusaha ‘tuk memilikimu seluruhnya..

Memang..
Pada awalnya kusingkirkan egoku..
Kuabaikan dahagaku tentangmu..
Kuhempaskan hasrat untuk terninabobokkan alunan suaramu..
Agar kamu, sang oase..
Mampu menebarkan percik kasihmu dalam detakan makhluk penghuni padang pasir yang berego tinggi ‘tuk menikmati sesapan demi sesapan bersamamu..
Dan biarlah aku menjadi penikmat terakhirmu..
           
            Aku..
            Sosok yang hanya bisa berdiri mematung ke arahmu..
            Sembari berharap dari jauh akan setetes harapan yang tersisa darimu..
            Masih ada..
            Masih ada...
            Ya... masih ada..
            Dua buah kata yang terus kugaungkan dalam alam pikirku..
Hingga kata yang bergaung itu justru berteriak nestapa dalam langit yang semakin membiru..
Dan aku terjerembab diatas pasir yang membakar setiap sel dalam kulitku..
Meronta dan mengharap pada kamu yang bertransformasi menjadi ilusi yang menguap entah kemana..

Ah..
Kurasa akhir ceritaku bukanlah seperti Aladin dan Delilah..
Yang saling menebar senyum dan bercumbu dalam romantika pandangan sepasang kekasih yang berpendar kebahagiaan..
Yang tinggal di dalam istana dengan puja puji para pelayan..
Meskipun istana itu berdiri kokoh diantara makhluk – makhluk padang pasir yang rela mencederakan hatinya untuk melihat mereka berdua menderita..
Bukan...bukan itu..

            Aku?
            Seorang yang kehilangan cerita yang indah -  indah..
Seorang yang terkubur bersama lautan padang pasir dan hujan air mata yang menguap terbawa angin..
            Seorang yang terinjak oleh tawa kosong makhluk penghuni padang pasir..
Seorang yang menatap jauh sebongkah mentari yang terbit di langit mata sang kekasih dan berharap akan tenggelam di langit matanya..
Seorang yang begitu mendamba sang oase di pangkuannya..
Oase yang menjadi kekasih jiwanya..



Ad Maiorem Dei Gloriam




Amadeus Okky Suryono 

1 komentar:

  1. ah, sobat... aladin tentulah bersama Jasmine, dan Samson tentulah elok bersama Delilah. Kenapa kau tukar fisik mereka bagai cahaya rembulan yang sesungguhnya terpisah?

    BalasHapus