Tahukah kamu,
manis...
Kehadiranmu saat
ini bagaikan oase yang tersembunyi di balik bukit padang pasir...
Oase yang
memberikanku tujuan di setiap helaan nafasku..
Selepas bergelung
bersama rintihan fatamorgana..
Selepas ter-bisa-kan
ular derik yang mengintaiku sebagai mangsa..
Selepas pertarunganku
dengan pelukan – pelukan mentari yang buatku terbakar setengah mati...
Kamu..oaseku..
Yang mampu membasahi keringnya
kerinduanku akan kamu di setiap rajutan mimpi –
mimpi indahku...
Yang
mampu menambal patahan dan retakan di setiap nadiku yang mulai haus akan detakkan
namamu..
Yang
terombang – ambingkan godaan dari makhluk – makhluk melata dan berusaha ‘tuk
memilikimu seluruhnya..
Memang..
Pada awalnya
kusingkirkan egoku..
Kuabaikan dahagaku
tentangmu..
Kuhempaskan hasrat
untuk terninabobokkan alunan suaramu..
Agar kamu, sang
oase..
Mampu menebarkan
percik kasihmu dalam detakan makhluk penghuni padang pasir yang berego tinggi ‘tuk
menikmati sesapan demi sesapan bersamamu..
Dan biarlah aku
menjadi penikmat terakhirmu..
Aku..
Sosok yang hanya bisa berdiri
mematung ke arahmu..
Sembari berharap dari jauh akan
setetes harapan yang tersisa darimu..
Masih ada..
Masih ada...
Ya... masih ada..
Dua buah kata yang terus kugaungkan
dalam alam pikirku..
Hingga
kata yang bergaung itu justru berteriak nestapa dalam langit yang semakin
membiru..
Dan
aku terjerembab diatas pasir yang membakar setiap sel dalam kulitku..
Meronta
dan mengharap pada kamu yang bertransformasi menjadi ilusi yang menguap entah
kemana..
Ah..
Kurasa akhir
ceritaku bukanlah seperti Aladin dan Delilah..
Yang saling
menebar senyum dan bercumbu dalam romantika pandangan sepasang kekasih yang
berpendar kebahagiaan..
Yang tinggal di
dalam istana dengan puja puji para pelayan..
Meskipun istana
itu berdiri kokoh diantara makhluk – makhluk padang pasir yang rela
mencederakan hatinya untuk melihat mereka berdua menderita..
Bukan...bukan
itu..
Aku?
Seorang yang kehilangan cerita yang
indah - indah..
Seorang
yang terkubur bersama lautan padang pasir dan hujan air mata yang menguap
terbawa angin..
Seorang yang terinjak oleh tawa kosong
makhluk penghuni padang pasir..
Seorang
yang menatap jauh sebongkah mentari yang terbit di langit mata sang kekasih dan
berharap akan tenggelam di langit matanya..
Seorang
yang begitu mendamba sang oase di pangkuannya..
Oase
yang menjadi kekasih jiwanya..
Ad Maiorem Dei
Gloriam
Amadeus Okky Suryono
ah, sobat... aladin tentulah bersama Jasmine, dan Samson tentulah elok bersama Delilah. Kenapa kau tukar fisik mereka bagai cahaya rembulan yang sesungguhnya terpisah?
BalasHapus