Kala Senja di Ratu Boko

merasakan getaran suasana candi boko yang mempesona..

Menembus Waktu dengan Romansa

sebuah desahan mimpi yang sangat menggoda untuk disajikan..

De Britto ...

Sekolah cinta...Sekolah hati..

Gua Tritis...kemolekan yang menawan hati..

sebuah perjalanan menikmati kemolekan Gua Tritis yang patut untuk diulas..

Pantai Indrayanti..pantai pemuas hati..

pantai pasir putih yang memesona..

Sabtu, 12 Agustus 2017

Friendship at Marriage..

      Beberapa saat yang lalu, Seorang teman mengundang “teman – teman sepermainannya” untuk datang ke sebuah acara peringatan kebahagiannya dalam menapaki kehidupan yang baru bersama belahan jiwanya. Sebuah acara yang merupakan titik balik perubahan pola pikir dan hidup dimana rasa mencecap kehidupan menjadi sesuatu yang benar – benar berbeda. Acara Pernikahan.

         Banyak teman yang begitu antusias untuk datang ke acara “sakral” tersebut, menyusun rencana perjalanan dan penginapan untuk hadir di lokasi undangan yang sebenarnya hanya berjarak 3 – 4 jam dari tempat mereka tinggal. Tetapi ada juga beberapa teman yang merasa acara yang mereka miliki itu jauh lebih penting ketimbang menghadiri undangan pernikahan tersebut.

      Bagi para undangan, sekedar hadir dan memberikan ucapan selamat itu adalah hal yang biasa dilakukan. Tetapi bagi pemilik acara, kehadiran, senyuman dan jabat erat dari para tamu undangan merupakan suatu apresiasi tertinggi atas hubungan pertemanan mereka selama ini. Suatu pujian kepada pemilik acara bahwa ia adalah teman yang berharga dan kebahagiaannya merupakan kebahagiaan para tamu undangan juga. Hal ini terkadang terlupakan, khususnya bagi para “sahabat” yang tidak hadir.

      Terkadang melalui hal – hal seperti inilah, kita dapat melihat kualitas pertemanan seseorang, tentang bagaimana ia menempuh ratusan kilometer hanya untuk hadir dan memberikan ucapan selamat atas hari bahagia seorang sahabat. Tentang bagaimana ia menyediakan waktu, tenaga dan mengorbankan hal – hal lain selain dirinya hanya untuk hadir dalam upacara sakral tersebut. Atau sekedar memberikan ucapan selamat melalui buket bunga dan meminta maaf karena tak dapat hadir pun sudah menunjukkan kesenangan pemilik acara meski mereka tak dapat hadir. At least, we give something that express our gratitude and happiness to them though we can’t present to the wedding.

            Seorang sahabat akan memberikan hati kepada sahabat yang lain, barang – barang duniawi yang mereka berikan hanyalah fasilitas untuk menunjukkan seberapa penting seorang sahabat akan yang lain. Bahkan terkadang adapula pertemanan yang begitu meributkan hal – hal sepele duniawi, disitulah kualitas pertemanan mereka dapat terguncang hanya karena keduniawian, bukan dari hati. Jika hal seperti itu saja diributkan, will they come to our wedding? Yang jarak nya jauh dari tempat mereka tinggal, yang membutuhkan lebih banyak waktu dan tenaga serta materiil yang tidak sedikit. Maukah mereka berkorban untuk sekedar memberikan kehadiran, senyuman dan menjabat erat tangan kita di hari bahagia kita?

      We need to be selective to choose who are around us. Surround ourself with positif people. And I’d rather to invite the best people to our wedding and keep it small than two faced people with no quality in friendship.

     More importantly, invite the one who are precious and see you as a jewel in their lifes, and neglected who are giving you boundaries, underestimates, and sees that their world still exist though we are no longer exist in their lifes, and they didn’t mind.

Ad Maiorem Dei Gloriam



Amadeus Okky Suryono