Sumber Gambar : www.Google.com
Tepat pukul 12 siang..ketika mentari
benar – benar memamerkan kelembutan sinarnya.. Rio menyeka peluh di wajah
polosnya, sembari menenteng tas selempang kecil berwarna hitam yang bersandar
di pinggangnya, dan mondar – mandir menghampiri dan berusaha me-lap kendaraan
jalanan yang singgah beberapa detik di perempatan beraspal yang lebar itu
dengan lap lusuhnya...menyungging senyum kecilnya dan menikmati pemandangan para pengendara menghela nafas dan menunggu nyala hijau traffic light...
Satu per satu para pengendara
mengangkat tangan tanda tak memberi bocah 6 tahun itu receh harapan hidupnya..tak
menyerah, kembali satu per satu peluh mengalir di pipinya yang mungil, meringis
karena terik, bahkan mungkin telapak kakinya yang telanjang mencium jalanan
aspal telah sobek dan terluka..
Kesenduan Rio sedikit terobati
tatkala ada 1 – 2 pengendara memberikan 5 keping uang koin Rp 100, sembari
mengucap kata “terima kasih” yang telah dilupakan banyak orang..senyuman
membersit di bilik – bilik pipinya..dan dengan bersemangat menggelontorkan
recehan itu ke tas selempang mungilnya..
Tak berapa lama kemudian, dipinggiran
trotoar terlihat sepasukan anak kecil berbaju pramuka berjalan bersama dengan
wajah menengadah ke atas, bersenandung dan tertawa – tawa melintasi pepohonan
yang rindang, membayangkan permainan apa yang akan mereka mainkan sepulang
sekolah mereka..membayangkan makanan apa yang ingin mereka makan di
rumah..membayangkan cinta masa kecil mereka di balik angan mereka..dan angan
itu berlalu jauh..melanglang buana..
Di sudut jalan lain..2 orang anak
perempuan berumuran 8 tahun menggurat senyum satu sama lain, mengayuh sepedanya
sembari berbicara mengenai cowok – cowok tampan di sekolah dasar tempat mereka
merakit ilmu..semangat mereka memudar dan beralih dengan nuansa sinis ketika
topik yang mereka bicarakan mengenai teman mereka yang memiliki tas sekolah
dengan warna yang gemilang.. percakapan mereka di atas kayuhan sepeda pink dan
putih terus berlangsung hingga beberapa saat kemudian hilang tersapu angin..
Rio menatap mereka di samping
kendaraan yang menderu di atas zebra cross..melihat isi tas selempangnya
beberapa lembar uang dan segepok receh...menggeleng sejenak dan mengubur
keinginannya untuk bersenandung bersama pasukan berbaju pramuka itu dan
merengkuh awan..
Kembali..Rio mengusik hati mungilnya..dan
berkata..”Nanti..aku mau kaya..mau bantu papa mama..nanti.. “ .. dan Rio kembali
memungut lap lusuhnya yang bertengger di bahunya dan mengarungi putaran
kendaraan jalanan yang berhenti itu..Hari baru dimulai..
Ad
Maiorem Dei Gloriam
Amadeus
Okky Suryono
0 komentar:
Posting Komentar