Sabtu, 08 September 2012

Rio..Pejuang Jalanan..

Sumber Gambar : www.Google.com

           Tepat pukul 12 siang..ketika mentari benar – benar memamerkan kelembutan sinarnya.. Rio menyeka peluh di wajah polosnya, sembari menenteng tas selempang kecil berwarna hitam yang bersandar di pinggangnya, dan mondar – mandir menghampiri dan berusaha me-lap kendaraan jalanan yang singgah beberapa detik di perempatan beraspal yang lebar itu dengan lap lusuhnya...menyungging senyum kecilnya dan menikmati pemandangan para pengendara menghela nafas dan menunggu nyala hijau traffic light...

         Satu per satu para pengendara mengangkat tangan tanda tak memberi bocah 6 tahun itu receh harapan hidupnya..tak menyerah, kembali satu per satu peluh mengalir di pipinya yang mungil, meringis karena terik, bahkan mungkin telapak kakinya yang telanjang mencium jalanan aspal telah sobek dan terluka..

         Kesenduan Rio sedikit terobati tatkala ada 1 – 2 pengendara memberikan 5 keping uang koin Rp 100, sembari mengucap kata “terima kasih” yang telah dilupakan banyak orang..senyuman membersit di bilik – bilik pipinya..dan dengan bersemangat menggelontorkan recehan itu ke tas selempang mungilnya..

         Tak berapa lama kemudian, dipinggiran trotoar terlihat sepasukan anak kecil berbaju pramuka berjalan bersama dengan wajah menengadah ke atas, bersenandung dan tertawa – tawa melintasi pepohonan yang rindang, membayangkan permainan apa yang akan mereka mainkan sepulang sekolah mereka..membayangkan makanan apa yang ingin mereka makan di rumah..membayangkan cinta masa kecil mereka di balik angan mereka..dan angan itu berlalu jauh..melanglang buana..

      Di sudut jalan lain..2 orang anak perempuan berumuran 8 tahun menggurat senyum satu sama lain, mengayuh sepedanya sembari berbicara mengenai cowok – cowok tampan di sekolah dasar tempat mereka merakit ilmu..semangat mereka memudar dan beralih dengan nuansa sinis ketika topik yang mereka bicarakan mengenai teman mereka yang memiliki tas sekolah dengan warna yang gemilang.. percakapan mereka di atas kayuhan sepeda pink dan putih terus berlangsung hingga beberapa saat kemudian hilang tersapu angin..

    Rio menatap mereka di samping kendaraan yang menderu di atas zebra cross..melihat isi tas selempangnya beberapa lembar uang dan segepok receh...menggeleng sejenak dan mengubur keinginannya untuk bersenandung bersama pasukan berbaju pramuka itu dan merengkuh awan..

     Kembali..Rio mengusik hati mungilnya..dan berkata..”Nanti..aku mau kaya..mau bantu papa mama..nanti.. “ .. dan Rio kembali memungut lap lusuhnya yang bertengger di bahunya dan mengarungi putaran kendaraan jalanan yang berhenti itu..Hari baru dimulai..





Ad Maiorem Dei Gloriam




Amadeus Okky Suryono

0 komentar:

Posting Komentar