Hai kamu, para manusia pemijak tanah
yang terlelap dalam naungan langit dan terlahir dalam kandungan senja. Enyahlah!
Ratapanmu pekakkan telingaku, keberadaanmu pudarkan warna – warna nada, dan
mematahkan harmoni yang terlindung di balik bintang – bintang malam...
Hai kamu, para manusia pemijak
tanah.. kamu tak sepertiku, sang manusia bersayap yang mampu terbang membelah
merah jingga cakrawala dengan paras berselubungkan lingkaran cahaya. Takkan kukotori
pandanganku dengan melihatmu terbelenggu rantai di lehermu, terseok dan meronta
dengan tangan menggenggam udara, dan tubuh bermandikan debu dan tanah.. ah...
bahkan air ludahku pun tak sekelam rongga hatimu.. tak segelap alam pikirmu..
Hai kamu, para manusia pemijak
tanah.. selimutilah dirimu dengan darah percekcokan.. merahkan bumi dengan luka
– luka hati, dan rasakanlah detak jantung yang semakin melemah.. bercumbu dan
bernafaslah tanpa jiwa.. aku tak peduli..
Hai kamu, para manusia pemijak
tanah.. gaungkanlah kebencianmu, lampiaskan dendammu, buat dirimu berguna
melalui pembutaan mata – mata hati, telanlah rasa banggamu akan keteracuhan,
terbahak akan kemunafikan, hingga tanpa kamu sadari...kamu takkan hidup
selamanya.. tak seperti kami, para manusia bersayap yang menginginkanmu
terhapuskan dalam sejarah surga...
Ad
Maiorem Dei Gloriam
Amadeus
Okky Suryono
0 komentar:
Posting Komentar