Kala Senja di Ratu Boko

merasakan getaran suasana candi boko yang mempesona..

Menembus Waktu dengan Romansa

sebuah desahan mimpi yang sangat menggoda untuk disajikan..

De Britto ...

Sekolah cinta...Sekolah hati..

Gua Tritis...kemolekan yang menawan hati..

sebuah perjalanan menikmati kemolekan Gua Tritis yang patut untuk diulas..

Pantai Indrayanti..pantai pemuas hati..

pantai pasir putih yang memesona..

Sabtu, 26 Mei 2018

Waktu

Apapun yang terjadi dalam hidup, semua cepat berlalu..
Begitu juga kebahagiaan, tawa, canda, kenikmatan..
Ataupun kesedihan, duka, patah hati, dan tangis..
Manusia biasa, datang dan pergi sesuka hati..
Manusia istimewa, tinggal dan saling mendukung sepenuh jiwa..


Bulan menelisik di balik malam..
Mengamati prasangka dan praduga para manusia yang dinaunginya..
Suka menjadi benci..
Pujian menjadi caci..
Dibumbui iri hati…
Saling menjatuhkan..
Saling menyakiti..


Tetapi..
Semua itu akan berlalu..
Seperti badai lautan yang kadang mengamuk dan tenang setelahnya.
Hingga usia tak bisa menipu kita..
Dan realitas membukakan mata kita..


Waktu berjalan tanpa mengenal ragu..
Membelai keriput di sela kulit kita..
Kebencian menjadi tak menarik lagi..
Amarah dan sakit hati menjadi tak ada gunanya lagi..
Untuk apa ?


Tuhan datang seperti pencuri..
Berdiam dalam tenang nya malam..
Menunggu saat yang tepat..
Tua muda kaya miskin..
Semua menjadi sasaran waktu…


Satu – satunya harapan kita adalah kasih..
Tak peduli seberat apapun tantangan di depan mata..
Tak peduli seberapa banyak yang membenci dan iri hati..
Kasih dari Tuhan memampukan kita..
Untuk melalui waktu yang telah diberikan kepada kita..
Untuk bermanfaat hingga sisa hidup kita..



Lalu, apa saja yang sudah kamu lakukan ?



Waktu tak akan menunggu..



Ad Maiorem Dei Gloriam






Amadeus Okky Suryono

Minggu, 04 Maret 2018

Aku Berbeda..

Terkadang, menjadi berbeda itu berhadapan pada jalan yang penuh liku..
Memiliki pola pikir open mind, terseok di tengah – tengah masyarakat small minds..
Memiliki kebiasaan apa adanya dan sederhana, di tengah  orang - orang munafik dan pencari muka..
Mengutamakan sisi humanis diantara orang sinis, apatis, egosentris.
Memiliki cara menyembah Tuhan yang berbeda dari yang pada umumnya..


Manusia selalu memiliki tuntutan – tuntutan yang harus dilakukan menurut standar pemikirannya sendiri..
Tuntutan yang menurut logika itu benar.. tapi salah secara nurani..
Ketika otak selalu dikedepankan, dan hati sering kali terabaikan..
Ketika yang menjadi berbeda itu sendirian berbanding khalayak ramai..
Ketika kesepian dan kesendirian menjadi sahabat sejati bagi seorang yang berbeda..


Memang benar,
Semua selalu kembali ke dalam diri..
Agar selalu memiliki respons – ability.. responsibility..
Kemampuan untuk merespons setiap tindakan luar yang berasal dalam diri..
Dengan damai, sukacita..
Tanpa peduli siapa saja yang menginginkanmu jatuh bersama debu..
Tanpa peduli siapa saja yang iri dan dengki ketika melihatmu melangkah dalam cahaya..
Tanpa peduli siapa saja yang melontarkan senyum di depan dan belati di belakang..
Tanpa peduli siapa saja yang membencimu dengan sepenuh hati..


Tak apalah aku menjadi seorang yang berbeda..
Bersahabat dengan dunia tanpa kata..
Merindukan tawa dan cinta nan jauh disana..
Berkelana bersama jiwa – jiwa kemanusiaan,
Menjunjung tinggi hakikat keberadaan manusia..
Dan menyerahkan ketidak mampuanku..
Pada kasih karunia dan kebenaran..


Aku bangga menjadi berbeda,




Ad Maiorem Dei Gloriam




Amadeus Okky Suryono




Minggu, 04 Februari 2018

Uang

Uang..
Sebuah kata yang selalu melekat di dalam pikiran manusia – manusia dunia..
Tujuan hidup untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan sehari – hari..
Tanpa uang, kita takkan bisa hidup..
Tanpa uang, kita akan merasa hampa..
Ia menjadi alibi ketika pekerjaan yang kelam menjadi secerah pekerjaan yang terang..
Ia menjadi manifestasi cinta pada jaman modern..
Ia mampu menaklukkan senyum dari bidadari – bidadari malam..
Ia mampu memiliki segala yang ada di dalam dunia..
Tetapi semua itu semu..
Semua itu justru hanya kabut yang hadir di hadapan mata..


Ia menjadi tolok ukur kebahagiaan seseorang…
Ia menjadi tuan sehingga menghalalkan segala cara untuk memilikinya sebanyak yang manusia mampu..
Manusiapun berlomba – lomba untuk unjuk kebolehan menebarkan uangnya di hadapan yang lain.
Untuk mendapatkan pujian..
Untuk mendapatkan pengakuan..
Pengakuan dari bibir manusia yang hanya mengukur dari apa yang terlihat oleh mata.


Menurutku, hidup itu lebih dari sekedar duniawi..
Dan pandanganku itu akan dianggap aneh oleh sebagian besar manusia – manusia dunia..
Aku yang tidak murah hati..
Aku yang begitu cinta akan uang sehingga aku tak rela membagi – bagikan..
Aku yang tak pernah menebarkan uang sebanyak manusia – manusia dunia itu..


Manusia dunia itu tak kan pernah memahami dengan perspektif yang sama denganku.
Karena manusia dunia itu hanya mengukur kedalaman hati seseorang dari apa yang mereka lihat.
Aku hanya melihat kedamaian yang ada dalam keheningan hiruk pikuk duniawi.
Aku hanya melihat “silence as the soundless sound”
Aku hanya melihat bahwa dengan menebarkan uang itu tak akan memperoleh kebahagiaan.
Aku melihat lebih dari sekedar uang..
Dan aku tak peduli apa yang orang lihat akan diriku.
Karena yang paling penting..
Kedamaian Tuhan selalu hadir dalam hati dan pikiranku.
Dan itu sudah lebih dari cukup.




Ad Maiorem Dei Gloriam





Amadeus Okky Suryono