Ia memandang nanar di tepian langit –
langit kamarnya.. bersetubuh dengan waktu yang tak lagi menggairahkannya..
kekasih jiwanya telah pergi.. sembari menggandeng lelaki yang juga menjelma
menjadi sahabat terbaiknya.. mereka berdua telah tenggelam bagaikan senja yang
luruh dalam barisan bintang.. mereka telah tiada.. tetapi ketiadaan mereka
menyisakan ruangan kosong dalam rongga hatinya yang telah begitu banyak
meneteskan darah..bahkan tetesannya melebihi darah yang sekarang mengalir
akibat sayatan – sayatan...