Kala Senja di Ratu Boko

merasakan getaran suasana candi boko yang mempesona..

Menembus Waktu dengan Romansa

sebuah desahan mimpi yang sangat menggoda untuk disajikan..

De Britto ...

Sekolah cinta...Sekolah hati..

Gua Tritis...kemolekan yang menawan hati..

sebuah perjalanan menikmati kemolekan Gua Tritis yang patut untuk diulas..

Pantai Indrayanti..pantai pemuas hati..

pantai pasir putih yang memesona..

Minggu, 22 Desember 2013

Ibu..

Ibu..
Satu kata, berjuta makna..
Satu cinta, berjuta pesona..
Terbalut kerelaan untuk menumpahkan kasih sayang tak berbatas..
Meluber dari kapasitas hatinya..
Dan kami, anak – anaknya hanya bisa menadah...
Hanya bisa meminta..
Tatkala hati kami semakin retak dan merapuh terhimpit tatanan dunia..

            Ibu..
            Ia berpendar.. dan berkedip..
            Berpendar ‘tuk membela terang..
            Berkedip ‘tuk mengingatkan bahwa sisi gelap itu ada karena terang..
            Ia  manusia..
            Sebentuk manusia yang tak seperti manusia lainnya..

Ibu..
Sebuah teladan bagi jiwa – jiwa pemeluk kebebasan..
Sebentuk kasih bagi sesama yang tertindas dan menderita..
Sebuah sanctuary bagi kami anak – anaknya yang masih dibungkus arogansi masa muda..
Sebuah karya nyata bahwa selalu ada cinta yang bisa diberikan..
Cinta yang tak sesuai dengan buku – buku romansa apapun..
Cinta yang tak membutuhkan alasan untuk mencintai..
Cinta yang bukan merupakan kebiasaan, komitmen, atau utang..
Guru yang menekankan untuk cukup mencintai saja, dan itu sudah cukup...

            Ibu..
            Engkau bahagia ketika anak – anakmu menggores senyum..
            Engkau patah hati dan terluka ketika anak – anakmu menangis sendu..
            Engkau merangkul erat tatkala anak – anakmu yang bersalah..datang kepadamu..
            Engkau yang tanpa lelah menyebut nama anakmu dalam doa dan air mata..
           





Terima kasih ibu..
Dari anak – anakmu yang kadang tak tahu cara berterima kasih..






Kami mencintaimu..














selamat hari ibu 22-12-2013!



Ad Maiorem Dei Gloriam




Amadeus Okky Suryono




Selasa, 17 Desember 2013

Awal Dari Kejatuhan Kita..

Engkau adalah ruang kosong dan ruang hampa yang tertambat di kolong – kolong hati..
Menyeruak dan nakal .. membubung tanpa penantian..
Keberadaanmu memberikan kesunyian dalam egoisme yang menghangatkan..
Engkau adalah tempatku berpulang dari kebisingan..
Tempatku terisak tanpa suara..
Lengang..

            Bunyimu adalah sunyimu..
            Terpasung dalam debar dadamu.. berdenyut dalam sekelebat mimpi..
            Dimana di ujung – ujungnya adalah sebuah jurang..
            Aku dan kamu berdiri di tepiannya..
            Dan waktu berdentang angkuh di tengah sembari mendorong kita jatuh..
            Keberjatuhan yang mengawang di udara..
            Keberpijakan yang hanya separuh dan menunggu sang fajar torehkan peluh..
            Dan kita akan terjatuh ke dalam jurang..
            Yang mungkin dalam....jauh... dan tak berdasar..
            Lalu? Sakitkah? Matikah?
            Aku dan kamu tahu.. bahwa kejatuhan kita takkan pernah timbulkan luka..
            Aku dan kamu tahu.. hanya kenangan indah yang muncul karena kejatuhan kita..
            Aku dan kamu tahu.. berjanji.. untuk terus terjun dan jatuh..
            Jatuh dalam kecintaan kita akan cinta..

Tatapmu sekilas dan sungguh..
Bersamamu.. waktu menjadi musuh utamaku..
Biarkan aku terbaring dan terpejam di sisimu lebih lama..
Biarkan aku memeluk dan mencium aroma kita yang terninabobokan..
Biarkan jiwa kita meluruh...
Telanjang tanpa kata – kata..
Karena aku adalah sunyimu...
Dan kamu adalah heningku..





Ad Maiorem Dei Gloriam





Amadeus Okky Suryono