Kala Senja di Ratu Boko

merasakan getaran suasana candi boko yang mempesona..

Menembus Waktu dengan Romansa

sebuah desahan mimpi yang sangat menggoda untuk disajikan..

De Britto ...

Sekolah cinta...Sekolah hati..

Gua Tritis...kemolekan yang menawan hati..

sebuah perjalanan menikmati kemolekan Gua Tritis yang patut untuk diulas..

Pantai Indrayanti..pantai pemuas hati..

pantai pasir putih yang memesona..

Jumat, 22 November 2013

Our Dream?

            Ia menikmati senyum tipis yang menggelayut di langit wajah wanita yang beberapa bulan terakhir ini menghiasi pikirannya.. “ah..kurasa ia tersenyum akan lahirnya cinta yang terbungkus oleh status beberapa waktu lalu..”, pikir Rudi. Wanita itu menggenggam lembut punggung tangan kiri Rudi yang menempel persneling, dan kontan Rudi menyambutnya dengan genggaman yang lebih erat.. erat bagaikan kumpulan awan cumulonimbus yang bernostalgia di atas mereka. Kawanan yang bertanggung jawab ‘tuk timbulkan mendung di atas kota Warsawa dan sendu di hati manusia yang tinggal dengan mereka sebagai atapnya. Kawanan itu menikmati mobil minicooper merah mereka yang melintasi jalanan secara perlahan di sisi bukit sembari menggodanya dengan tetesan – tetesan kecil andalannya..

            Senyum wanita itu mulai menggantung untuk beberapa saat ketika mobil mereka melintasi jalanan di kaki bukit.. “selalu mengundang rasa yang telah tiada setiap aku melewati jalan ini”, kata wanita itu.. “ah.. I dont care. Thats your past and you are my wife,now. ”, kata Rudi singkat sembari membelai lembut cincin emas yang melingkar di jari istrinya.. tidak,Rudi harus peduli. Ia harus mulai menyadari mata istrinya yang mulai mengawang di kumpulan awan yang semakin menghitam..

            “honey?”
            “yes, sweetheart?
            “how far do you go now? Dont leave me honey.. stay here with me..”
            “im thinking ‘bout you, you know.. ‘bout us..”
            “really? What is it?”
“Im thinking of having one simple life with you. Building a lake house. We eat, we sing, we love.. just us”
“that sounds perfect, honey..”
“indeed..”

Percakapan mereka menggantung dalam imajinasi mereka yang bermain liar di pikiran mereka berdua.. Rudi melirik melalui ekor matanya, kesenduan seolah mengkontaminasi wajah istrinya. Ia berkata dalam hatinya,”mengapa sendu? Bukankah baru saja kita merajut mimpi?” sejenak, masa lalu istrinya menguak dalam tabir pikirannya..sebelum mereka berkenalan.. sebelum semua cerita indah tentang mereka terajut..sebuah cerita ketika istrinya begitu pedih ditinggalkan kekasihnya. Kekasih yang juga membentuk mimpi yang sama. Tetapi bedanya, mimpi sepasang kekasih itu kandas, sekaram cinta mereka berdua yang terbalut lama oleh sang waktu.. istrinya depresi.. tak lagi mempercayai cinta..

Rudi sadar.. ia telah melakukan segala cara termasuk bersahabat dengan waktu untuk sekedar menyusun kembali puzzle hati istrinya yang remuk berkeping – keping.. meski ia harus dibandingkan dengan masa lalu istrinya yang menangis sekeras hujan yang semakin giat mencumbui mobil mereka.. ia sadar.. genggaman istrinya tak seerat genggaman tangannya.. pelukan istrinya tak sehangat pelukannya..

Mobil mereka melaju perlahan di tepian jurang..Rudi menginjakkan gas untuk memacu mobilnya.. mereka saling menatap.. tersenyum.. dan mobil mereka meluncur jatuh menuju jurang..dan meledak... Api mulai menggeliat terlingkupi mimpi – mimpi mereka berdua.. ah..bukan mimpi mereka berdua.. setidaknya itu adalah mimpi Rudi..dan istrinya yang memimpikan kekasih masa lalunya..





Ad Maiorem Dei Gloriam




Amadeus Okky Suryono

Minggu, 03 November 2013

Cinta Tanpa Tanda Tanya..

Malam itu.. dua insan basah oleh lampu kemuning jalanan dan hujan..
Cuaca dingin membekap mereka berdua yang larut dalam obrolan tepian jalan..
Ia menatap mata wanita itu lebih lekat dari butiran gerimis yang tak lagi merintik..
Tak lagi memperdulikan kemeja kotak – kotak yang baru dibelinya basah..
Tak lagi memperdulikan make up yang semakin meluntur..
Tak lagi memperdulikan mata – mata jalang yang menelanjangi mereka dengan nyalang..
Kedua insan itu hanya mengandalkan genggaman tangan mereka..
Yang hangat sehangat hati mereka berdua..

            Kedua insan itu tahu..
            Hati mereka tak lagi dua melainkan satu..
            Tetapi dalam lubuk hati terdalam timbul suatu kegalauan hati..
            Mungkinkah kebersatuan hati tetap terjalin tanpa kehadiran fisik satu sama lain?
            Mungkinkah cinta yang seharusnya bernyanyi indah dan megah..
Justru meracau dan meratap sebelum sempat mencecap sesapan manisnya?
            Akankah cinta mereka juga akan sesingkat pertemuan percintaan mereka?
            Ah..
Omong kosong dengan rasionalitas dan realitas..
Kedua insan itu tahu..
Mereka yang saling mendetakkan nama satu sama lain di hati mereka itu..
Mereka tak tinggal di dunia makhluk tak bernyawa..
Makhluk yang hanya mengerti rutinitas dan menjalankannya dengan otak pintar mereka..
Makhluk yang melakukan sesuatu tak sebebas dan semerdeka cinta mereka..
Makhluk yang terbelenggu oleh keadaan dan kondisi..
Kedua insan itu tahu..
Mereka tidaklah seperti itu..

Awan kelabu semakin tenggelam dalam lautan bintang yang tertutup malam..
Bersorak dan berharap akan cinta kedua insan pemijak bumi itu pun juga sepekat malam..
Gemuruh petir pun ikut menertawakan cinta mereka..
Cinta yang mereka pegang setengah mati..
Hingga tiba kedua insan itu di persimpangan jalan..
Sebuah saat dimana sang waktu dengan angkuhnya berdetik tanpa perduli..
Mereka berdua tahu mereka harus berpisah sesuai dengan cara dunia melihat mereka..
Mata mereka beradu penuh makna..
Mereka tersenyum..
Kedua insan itu tahu..
Mereka adalah sang pemenang..
Dengan hati sebagai pegangan..
Dan cinta yang takkan pernah padam..





Ad Maiorem Dei Gloriam





Amadeus Okky Suryono