Minggu, 22 Juli 2012

Anak Kecil


Sumber Gambar : www.Google.com

    Anak kecil. 2 buah kata dimana ketika aku membacanya..aku akan mengarah pada suatu angan akan makhluk – makhluk mungil nan tengil bagai dinamo kecil yang berlarian kesana kemari dengan langkah – langkah kecil khas mereka untuk mengejar teman – teman mereka di sudut jalanan.. makhluk yang sering membuat aku gemas bahkan menghela nafas ketika dengan rasa kemenangannya, mereka “mampu” menaklukkanku melalui cubitan dan kejahilan ala mereka.. dan terkadang..anak kecil.. makhluk yang begitu sering membuat kedua orang tua mereka berang karena orang tua mereka “menginginkan” makhluk – makhluk tengil itu berbuat sesuai dengan “ kehendak” orang tua mereka, dan mereka “mengejeknya” dengan mengacuhkan dan peduli dengan apa yang makhluk tengil itu inginkan.. jelas saja para makhluk tengil tersebut mengindahkan “keinginan” para orang tua mereka, karena mereka ( para orang tua) tidak “mengerti” apa yang mereka ( para makhluk tengil)  inginkan..

Aku tidak akan membicarakan mengenai ke-tengilan mereka karena  hari ini.. di balik semua ke-tengilan mereka, tersimpan suatu makna yang menyentuh jiwa dimana aku, dan “mungkin” para orang “dewasa” pada umumnya, melupakan kepedulian dan kecintaannya kepada sesama.. 

Di suatu pagi.. ketika aku terbangun dari tidurku.. aku mendapat cerita dari adikku yang sudah terbangun lebih dulu dan mengamati pada pukul 6 pagi, ia mendengar alunan suara bergetar dari 2 gadis kecil yang diperkirakan sedang duduk di kelas 2 SD, dengan kaos dan celana pendek mengendarai sepeda keranjangnya secara perlahan, sembari menawarkan binder yang terduduk di keranjang depan sepedanya berkeliling dari rumah ke rumah.. bayangkan, ketika seorang anak kecil yang memiliki hak untuk menikmati pelangi masa kecilnya, justru dengan rela memberikan kunang – kunang masa kecilnya untuk membantu orang tuanya sekedar memasak nasi dalam tungku rumahnya..

Bayanganku terlintas kembali di suatu senja..dimana langit dengan semburat merah dan kuningnya mewarnai langit..aku terhenti di suatu persimpangan jalan padat di Yogyakarta.. seorang gadis kecil berusia 5 tahun, dengan pakaian lusuhnya, rambutnya yang kumal tersapu debu dan tangis, dan telapak kakinya yang secara langsung bercumbu dengan aspal, berkeliling dan berhenti di setiap kendaraan yang menanti lampu lalu lintas menyala hijau..dan meminta belas kasih akan tiap mata yang memandangnya..

Aku terhenyak..

Kembali siang ini..aku mengikuti seminar Lectio Divina  yang dibawakan Suster Merry Theresa tentang bagaimana mendalami kitab suci dan mengaplikasikannya ke dalam kehidupan.. dan kudengar suatu kisah..kembali mengenai makhluk tengil ini..dimana di Ekuador yang sedang mengalami krisis moneter, kelaparan dimana – mana, dan kebutuhan sembako menjadi hal yang mewah di kalangan masyarakat.. PBB melalui FAO mengirimkan bahan pangan kepada masyarakat Ekuador.. di lain peristiwa.seorang wartawan yang berasal dari Uruguay diutus untuk pergi ke suatu daerah miskin di Ekuador dan melaporkan peristiwa pembagian sembako oleh FAO tersebut.. terlihat begitu banyak antrian dan para orang tua berdesak – desakan untuk mendapatkan sembako bagi keluarganya, bahkan sampai terinjak – injak hanya untuk mendapatkan sebutir nasi untuknya dan keluarganya. Setelah beberapa saat mengamati peristiwa tersebut, wartawan tersebut menatap satu gadis kecil yang ikut mengantri di barisan paling belakang dan menyampirkan wajah polosnya dalam barisan manusia itu..

Wartawan tersebut juga melihat terdapat 3 orang anak kecil di bawah 10 tahun yang tak jauh dari antrian sedang berteduh di bawah pohon dari ganasnya mentari dan tak ada orang tua yang memperhatikannya..ketika gadis kecil yang mengantri tadi tiba di depan petugas pembagi makanan, ternyata hanya tersedia 1 buah pisang sebagai makanan.. dengan mata berbinar, gadis kecil tersebut tersenyum polos dan menerimanya dengan kebahagiaan khas anak kecil..kemudian ia berlari.. menghampiri ketiga orang anak kecil di bawah usianya itu dan ikut terduduk dalam naungan pohon, serta membagi pisang tersebut menjadi 3 bagian.. lalu untuk gadis kecil itu? Ya.. ia tak mendapat bagian, dan merelakan dirinya untuk menyesap kulit pisang tersebut.. dan wartawan tersebut terhenyak..

Anak kecil.. 2 buah kata yang mampu membuatku kagum akan apa yang justru dapat mereka lakukan dibandingkan dengan yang orang “dewasa” dapat perbuat.. 2 buah kata yang justru memiliki cinta dan kerelaan yang murni dibandingkan dengan rasa cinta diri dan kesombongan dari orang “dewasa” yang merasa mereka lebih “mengerti” daripada makhluk mungil tersebut.. 2 buah kata dimana jika tidak terdapat kehadiran mereka, dunia akan tergolek lemah mencari kepolosan tapi hanya ditemukan kepalsuan..
2 buah kata yang mampu menghenyakkan dan menampar diriku begitu dalam..


Anak kecil..



Ad Maiorem Dei Gloriam


Amadeus Okky Suryono

2 komentar:

  1. u wrote this at the 12 am ???

    BalasHapus
  2. nope ri.. actually i wrote this at 2.00 p.m. haha. i forgot to change the setting time of my blog..haha.. i already changed it..thanks for information.. :)

    BalasHapus