Kala Senja di Ratu Boko

merasakan getaran suasana candi boko yang mempesona..

Menembus Waktu dengan Romansa

sebuah desahan mimpi yang sangat menggoda untuk disajikan..

De Britto ...

Sekolah cinta...Sekolah hati..

Gua Tritis...kemolekan yang menawan hati..

sebuah perjalanan menikmati kemolekan Gua Tritis yang patut untuk diulas..

Pantai Indrayanti..pantai pemuas hati..

pantai pasir putih yang memesona..

Minggu, 29 Juli 2012

Rainbow

Sumber Gambar : www. Google.com


Dear Night Rainbow.. merupakan cuplikan salah satu lyric dari lagu yang dinyanyikan oleh Joe, salah satu tokoh, turut mewarnai sendu dalam perjuangan serial animasi “Rainbow – Nisha Rokubo No Shichinin” yang berhasil menggugah determinasi, cinta dan persahabatan masyarakat di Jepang pada khususnya, dan Dunia pada umumnya.. termasuk aku yang turut menjadi “korban” dan terbuai akan alur dari film action anime itu yang dibumbui dengan drama – drama para tokohnya yang menyentuh. Rainbow seakan menjadi perspektif penghiburanku di kala aku melihat dunia sekelilingku menjadi kelam, seolah tanpa cinta, individualis dan egois..

Keindahan alur “Rainbow" dimulai dengan perkenalan dari ketujuh tokoh ( dimana memang sang pengarang, George Abe serta sang ilustrator, Masasumi Kakizaki ingin menunjukkan bahwa Rainbow dengan 7 warnanya dilambangkan melalui ketujuh tokoh ini yang memiliki warna masing – masing karakter ) yaitu Sakuragi Rokurouta ( dipanggil Bro, 18 tahun ), Minakami Mario ( dipanggil Mario, 17 tahun ), Tohyama Tadayoshi  ( dipanggil Soldier, 17 tahun ), Matsuira Mansaku ( dipanggil Cabbage, 17 tahun ) , Maeda Noboru ( Dipanggil Turtle, 16 tahun ), Yokosuka Jou ( dipanggil Joe, 16 tahun ), dan Nomoto Ryuji ( dipanggil Baremoto, 17 tahun ). Mereka merupakan para “kriminal cilik” yang dimasukkan ke dalam penjara khusus para remaja karena melakukan tindak kriminal di usia mereka.

Perkenalan mereka diawali ketika Sakuragi yang merupakan seorang remaja yang “lebih dulu” menempati Penjara Blok 2 sel nomor 6 bertemu dengan ke-6 remaja lain yang baru pertama kali menginjakkan kaki di penjara tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan kesombongan dari ke-6 remaja itu yang meminta kehormatan dari Sakuragi agar secara sopan dan tunduk serta memperkenalkan dirinya. Tindakan sombong mereka dipicu oleh karena mereka merasa diri mereka kuat karena menang jumlah dibandingkan Sakuragi yang hanya sendirian. Alhasil, Sakuragi pun jengah dengan kesombongan mereka dan pertarungan tak adil itu tak dapat terhindarkan. Hasil akhir pertarungan itu dimenangkan oleh Sakuragi dikarenakan ia merupakan seorang petinju ketika sebelum ia dijebloskan ke penjara oleh sebab “kriminal” yang dilakukannya. ( sebab nya tonton sendiri ya, nanti ga bakal seru kalo di ceritain disini ) 

Perkenalan tersebut diakhiri dengan bilur – bilur luka dari ke-6 remaja itu, dan Sakuragi yang merasa “menang” justru tidak memanfaatkan kemenangannya untuk “menjajah” ke-6 remaja itu. Justru ia menekankan akan perlunya kesopanan dan kerendahan hati serta mengajarkan mereka untuk tidak gegabah untuk menyikapi sesuatu. Kedewasaan Sakuragi begitu terasa ketika ia tidak merasa “senior” dibandingkan dengan ke – 6 remaja lain yang jelas lebih muda dibandingkan dirinya, dan justru ia menghangatkan mereka melalui tindakan – tindakan yang menjadikan mereka sebagai manusia seutuhnya ketika hal itu tidak mereka dapatkan selama pengalaman penyiksaan mereka di penjara remaja yang dibawahi oleh seorang sipir penjara bernama Ishihara yang begitu bahagia ketika menyiksa para napi khususnya Sakuragi. ( terdapat sebab yang melatarbelakangi penyiksaan itu )

Cuplikan adegan diatas dari film “Rainbow” ini merupakan salah satu cuplikan dari sekian banyak adegan yang bergumul dalam cinta dan persahabatan. George Abe  seolah ingin menggaris bawahi bahwa manusia – manusia yang terdampar sebagai narapidana, yang justru diberikan stigma yang negatif di tengah masyarakat, justru mampu bertindak sesuai dengan hati mereka,  merobek keegoisan dan individualisme duniawi, demi kebahagiaan sahabat – sahabat mereka yang telah mereka anggap sebagai keluarga mereka. Sahabat yang selalu hadir untuk memberikan dorongan ketika mereka terjatuh dan menangis. Sahabat yang tanpa ragu memberikan bantuan dan pertolongan untuk mencapai mimpi – mimpi mereka. Sahabat yang justru merasakan kesedihan yang amat dalam di kala seorang sahabat yang lain diterpa musibah dan halangan untuk menggapai mimpi mereka...

Rainbow merupakan serial animasi yang menduduki peringkat pertama dalam daftar film animasi bergenre action dramatic-ku yang mampu membuat para penikmat film baik pria dan wanita meneteskan air mata melalui balutan kata – kata puitis dalam film yang semakin membuat alur film menjadi dalam, menyentuh, dan mengharukan.

Orang Indonesia perlu untuk menikmati film ini, agar secara bersama – sama melakukan pemahaman secara kolosal akan cinta, persahabatan dan determinasi yang dalam dari film animasi inspiratif ini.



Ad Maiorem Dei Gloriam





Amadeus Okky Suryono

Jumat, 27 Juli 2012

Plagiat!

sumber gambar : www.Google.com


Di kala waktu senggang, selagi masih bergelung dalam aroma liburan pergantian semester, media – media sosial begitu setia untuk hadir dan mewarnai waktu – waktu kosongku..sejenak kutatap status – status para begundal di twitter, facebook, bahkan di BBM yang kebanyakan berisikan mengenai apa yang mereka rasakan saat itu, terkadang memercikkan senyum kecil dan sedikit gelengan kepala ketika melihat ada beberapa status begundal yang agak “alay”.. ha..ha..

Tak berapa saat, aku melihat beberapa kata – kata bijak di media – media sosial yang kugeluti, kata – kata bijak yang di-update dari account – account para begundal dimana kata – kata itu begitu inspirasional! Dan terkadang ketika kata – kata itu sesuai dengan apa yang sedang kita rasakan, kata – kata tersebut seakan dapat menerbangkan jiwa kita dan menutup luka kita.. tapi sebentar.ada yang salah... kata – kata bijak tersebut di akhiri dengan tanda titik setelah kata indah itu berakhir! Hmm..memangnya, siapa pencipta kata - kata itu?? Para begundal itu? ( bukannya meremehkan para begundal itu dalam membuat kata – kata, tetapi kata – kata indah itu terkadang begitu populer di kalangan masyarakat dan jelas bukan para begundal itu yang mengobrak – abrik kata menjadi begitu nikmat. )

Untuk beberapa saat, para begundal itu menikmati “kepopulerannya” dalam mengobrak – abrik kata yang bukan miliknya. Jelaslah para begundal itu tak bersahabat dengan rasa malu yang bahkan mungkin saja mereka tak memiliki ke-malu-an!

Setelah terbuai dengan kata- kata bijak dari begundal yang tak memiliki ke-malu-an tadi, iseng – iseng aku berselancar ke kolam – kolam artikel kondang dari begundal – begundal yang pada awalnya kurasa memiliki kans untuk memukau diriku melalui tulisan – tulisan “berat”nya. Salah seorang begundal itu mengambil “bahan” dari salah satu buku populer ( yang tak akan aku perinci ) dan memaparkannya secara gamblang berbagai macam teori yang ada dalam buku itu. Teori – teori itu memang berhasil memukau-ku.. untuk sesaat.. tetapi begitu familiar di otakku mengenai bahasa dan teori yang dipaparkan oleh begundal itu.. penasaran dengan yang kurasakan, kubuka buku yang kurasa terdapat teori yang ia paparkan dan voila! Sama persis! Lalu mengapa ia tak mencantumkan sumbernya? Kalau memang ulasan itu merupakan ulasan asli dari penulis bukunya, mengapa begundal itu tak menuliskan bahwa ulasan itu merupakan ulasan asli dari penulis buku tetapi malah menuliskan atas namanya sendiri?! Sungguh tak memiliki ke-malu-an! Dan “sistem” kerja para begundal yang tak berke-malu-an itu terus menerus sama ! ah..sudahlah..mungkin saja mereka telah memotong ke-malu-an nya..  

 Namun ketika aku kembali berselancar dan menemukan para begundal – begundal lain yang secara inspirasional menuliskan kata – kata bijaknya dengan mencantumkan penciptanya, serta artikel – artikel yang memang inspirasional, harga ini patut untuk diacungi jempol! Dan justru kerendahan hati mereka untuk mencantumkan sumbernya, membuatku semakin bangga bahwa aku pernah menjadi anak didiknya. (sebagai tambahan, salah satu dari begundal – begundal rendah hati itu adalah salah satu guru SMA ku.. SMA Kolese De Britto ) 

Plagiat merupakan tindak kriminal, karena berani – berani nya memperkosa ide orang lain dan dianggap sebagai ide dari begundal tak berke-malu-an.. dan sebenarnya Indonesia adalah negara yang penuh dengan orang ber-ide.. alangkah nyamannya ketika Indonesia yang penuh dengan orang ber-ide itu saling menghargai ide masing – masing dan saling mendorong untuk berpacu dalam prestasi hingga ke pentas internasional..



NB : disini terdapat 2 jenis begundal, begundal yang tak memiliki ke-malu-an dan begundal yang rendah hati.. jadi jangan artikan begundal dengan konotasi negatif ya!




Ad Maiorem Dei Gloriam





Amadeus Okky Suryono

Rabu, 25 Juli 2012

Rindu itu...


Sumber Gambar : www.google.com

Ketika senja menjelang..dalam rona jingga yang perlahan memudar..
Waktu bergulir sendu dalam bulir – bulir yang torehkan kesesakan dalam jiwa..
Yang haus akan sebuah senyuman...tergolek lemah dan meratap akan kepergian angan.
Sebuah angan dimana hanya ada kamu memejamkan mata di atas bukit hijau..
Sembari menikmati tarian angin sepoi yang membelai sinar wajahmu..
Dimana kulihat sebersit senyum kecil dalam lesung pipimu..
Seolah turut bercumbu dengan bisikan angin...
dalam uraian sibakkan rambutmu yang mempesona..
dan...puff!!
angan itu seolah sirna..dan rona kehangatan itu hanya membekas di dalam jiwa..
angin malam seolah mengejekku..yg terduduk dan terdiam membeku dibawah bintang..
tanpa kau di sampingku..
bulan pun tak ketinggalan membelaiku dengan hangat di bawah sinarnya..
dan gemersik air yang melantun sendu tuk temani menit – menit sepiku..
tanpa kau di sampingku..
tetapi..
Sembari menatapku, orang pun mengatakan omong kosong tentang kerinduan!
Sembari menyeringai, orang pun menelisikkan celaan bernodanya akan kerinduan..
Dan sembari berdesis sinis, orang pun tersenyum dan menertawakan akan kerinduan!
Ah! Persetan kata orang.. 
Mereka hanya berpikir dalam cara pandang dangkal mereka..
Sejenak..
Emosiku ditenangkan kembali akan bayangan senyuman tentangmu..
Yang berkelut menjadi satu dalam hangat dan sesaknya jiwa..
Kudengar ringtone ponselku berbunyi..ternyata..sebuah pesan singkat..
“aku mau...kita putus..’’
Malam semakin larut..dan aku pun akan melarutkan angan tentangmu..
Dalam kerinduan yang tak terpuaskan..

NB : puisi ini hanya fiktif belaka... dengan memposisikan diri sebagai orang yang berusaha move on :-D


Ad Maiorem Dei Gloriam



Amadeus Okky Suryono

Minggu, 22 Juli 2012

Anak Kecil


Sumber Gambar : www.Google.com

    Anak kecil. 2 buah kata dimana ketika aku membacanya..aku akan mengarah pada suatu angan akan makhluk – makhluk mungil nan tengil bagai dinamo kecil yang berlarian kesana kemari dengan langkah – langkah kecil khas mereka untuk mengejar teman – teman mereka di sudut jalanan.. makhluk yang sering membuat aku gemas bahkan menghela nafas ketika dengan rasa kemenangannya, mereka “mampu” menaklukkanku melalui cubitan dan kejahilan ala mereka.. dan terkadang..anak kecil.. makhluk yang begitu sering membuat kedua orang tua mereka berang karena orang tua mereka “menginginkan” makhluk – makhluk tengil itu berbuat sesuai dengan “ kehendak” orang tua mereka, dan mereka “mengejeknya” dengan mengacuhkan dan peduli dengan apa yang makhluk tengil itu inginkan.. jelas saja para makhluk tengil tersebut mengindahkan “keinginan” para orang tua mereka, karena mereka ( para orang tua) tidak “mengerti” apa yang mereka ( para makhluk tengil)  inginkan..

Aku tidak akan membicarakan mengenai ke-tengilan mereka karena  hari ini.. di balik semua ke-tengilan mereka, tersimpan suatu makna yang menyentuh jiwa dimana aku, dan “mungkin” para orang “dewasa” pada umumnya, melupakan kepedulian dan kecintaannya kepada sesama.. 

Di suatu pagi.. ketika aku terbangun dari tidurku.. aku mendapat cerita dari adikku yang sudah terbangun lebih dulu dan mengamati pada pukul 6 pagi, ia mendengar alunan suara bergetar dari 2 gadis kecil yang diperkirakan sedang duduk di kelas 2 SD, dengan kaos dan celana pendek mengendarai sepeda keranjangnya secara perlahan, sembari menawarkan binder yang terduduk di keranjang depan sepedanya berkeliling dari rumah ke rumah.. bayangkan, ketika seorang anak kecil yang memiliki hak untuk menikmati pelangi masa kecilnya, justru dengan rela memberikan kunang – kunang masa kecilnya untuk membantu orang tuanya sekedar memasak nasi dalam tungku rumahnya..

Bayanganku terlintas kembali di suatu senja..dimana langit dengan semburat merah dan kuningnya mewarnai langit..aku terhenti di suatu persimpangan jalan padat di Yogyakarta.. seorang gadis kecil berusia 5 tahun, dengan pakaian lusuhnya, rambutnya yang kumal tersapu debu dan tangis, dan telapak kakinya yang secara langsung bercumbu dengan aspal, berkeliling dan berhenti di setiap kendaraan yang menanti lampu lalu lintas menyala hijau..dan meminta belas kasih akan tiap mata yang memandangnya..

Aku terhenyak..

Kembali siang ini..aku mengikuti seminar Lectio Divina  yang dibawakan Suster Merry Theresa tentang bagaimana mendalami kitab suci dan mengaplikasikannya ke dalam kehidupan.. dan kudengar suatu kisah..kembali mengenai makhluk tengil ini..dimana di Ekuador yang sedang mengalami krisis moneter, kelaparan dimana – mana, dan kebutuhan sembako menjadi hal yang mewah di kalangan masyarakat.. PBB melalui FAO mengirimkan bahan pangan kepada masyarakat Ekuador.. di lain peristiwa.seorang wartawan yang berasal dari Uruguay diutus untuk pergi ke suatu daerah miskin di Ekuador dan melaporkan peristiwa pembagian sembako oleh FAO tersebut.. terlihat begitu banyak antrian dan para orang tua berdesak – desakan untuk mendapatkan sembako bagi keluarganya, bahkan sampai terinjak – injak hanya untuk mendapatkan sebutir nasi untuknya dan keluarganya. Setelah beberapa saat mengamati peristiwa tersebut, wartawan tersebut menatap satu gadis kecil yang ikut mengantri di barisan paling belakang dan menyampirkan wajah polosnya dalam barisan manusia itu..

Wartawan tersebut juga melihat terdapat 3 orang anak kecil di bawah 10 tahun yang tak jauh dari antrian sedang berteduh di bawah pohon dari ganasnya mentari dan tak ada orang tua yang memperhatikannya..ketika gadis kecil yang mengantri tadi tiba di depan petugas pembagi makanan, ternyata hanya tersedia 1 buah pisang sebagai makanan.. dengan mata berbinar, gadis kecil tersebut tersenyum polos dan menerimanya dengan kebahagiaan khas anak kecil..kemudian ia berlari.. menghampiri ketiga orang anak kecil di bawah usianya itu dan ikut terduduk dalam naungan pohon, serta membagi pisang tersebut menjadi 3 bagian.. lalu untuk gadis kecil itu? Ya.. ia tak mendapat bagian, dan merelakan dirinya untuk menyesap kulit pisang tersebut.. dan wartawan tersebut terhenyak..

Anak kecil.. 2 buah kata yang mampu membuatku kagum akan apa yang justru dapat mereka lakukan dibandingkan dengan yang orang “dewasa” dapat perbuat.. 2 buah kata yang justru memiliki cinta dan kerelaan yang murni dibandingkan dengan rasa cinta diri dan kesombongan dari orang “dewasa” yang merasa mereka lebih “mengerti” daripada makhluk mungil tersebut.. 2 buah kata dimana jika tidak terdapat kehadiran mereka, dunia akan tergolek lemah mencari kepolosan tapi hanya ditemukan kepalsuan..
2 buah kata yang mampu menghenyakkan dan menampar diriku begitu dalam..


Anak kecil..



Ad Maiorem Dei Gloriam


Amadeus Okky Suryono

Kamis, 19 Juli 2012

"Sahabat"


Sumber gambar : www.google.com


Fajar menyingsing yang mengalun bersama iringan embun
Menyatu bersama tarian dingin angin pagi
Tanpa hangat mentari..tanpa godaan pelangi..
Hanya tertinggal dalam rona warna kelabu pekat hiasi langit..
Berkolaborasi goreskan noktah pagiku..
Yang kalut..
dan penuh dengan makian tertahan..
yang hanya terdengar berdecit dalam hati yang menjerit..
makian yang hanya berkutat dalam angan..
makian dampak akan robeknya kebanggaan dalam diri..
makian untuk seseorang yang ada dalam mega – mega..
yang mengaku domba dengan serigala di dalamnya..
aku terpaku..
mataku terbuka setelah tergilas dan digerogoti taring manisnya...
dengan kobaran api membara dalam jiwaku..
sedang ragaku lemah tak berdaya..
sejenak terpikir angan untuk membuka taring manisnya dengan tangan kosongku..
dan berlari dengan darah mengalir serta hati yang beku..
tapi bagaimana jika serigala lain berkolaborasi dan menuduhku tak setia menjadi mangsanya?
Bagaimana jika aku hanya ditakdirkan hanya menjadi mangsa yang menancap di taring manisnya ?
Pikiranku mengelana ke alam bebasku..
ah...seandainya jiwa dan ragaku sebebas pikiranku..
ataukah pikiranku juga akan dicengkram oleh cakar ganasnya?
Sialan..
Aku harus melawan..ya! aku harus melawan!..
Meski lebam dan jiwa yang terbelenggu..
Pikiranku yang bebas meronta pergi..
Dan suatu saat akan kuremukkan taring manisnya dengan senjataku yang meronta bebas..
Ya..suatu saat..



NB : didedikasikan untuk para “sahabat” yang dengan sukacita menimangku dengan taringnya yang ganas.. terima kasih sudah memberikan inspirasi untuk menulis.. :)



Ad Maiorem Dei Gloriam




Amadeus Okky Suryono

Senin, 16 Juli 2012

Generasi Muda Indonesia?


Sumber Gambar : www.google.com

      Ketika aku mulai dalam usahaku membersihkan rumah siang hari itu, kulihat koran Jawa Pos edisi Minggu, 6 Mei 2012 seolah menyapaku dengan headline yang mengusik hati.. headline “koran bekas” tersebut berjudul,” tangisi ibu yang senang menyerahkan anaknya.” Dimana ketika kubaca beberapa saat, headline tersebut berkisah mengenai seorang ibu bernama Ita Indrawati yang mendirikan panti asuhan yang secara khusus merawat bayi – bayi hasil hubungan gelap dari para muda – mudi yang rata – rata berusia 17 – 20 tahun.. sejenak aku terperangah.. bagaimana bisa mereka dengan perasaan senang dan lega menyerahkan anak mereka hasil hubungan di luar nikah kepada seorang yang asing bagi mereka?

Sejenak terlintas percakapanku dengan adikku menilik kejadian yang terjadi pada minggu malam lalu, tanggal 15 Juli 2012, aku dan keluarga melintas di suatu jalan perumahan yang cukup lebar dengan lampu remang di sisi kiri kanan jalannya..terlihat beberapa pasangan saling memeluk erat ketika motor mereka melaju lambat di sisi jalanan..tak berapa lama..mereka berhenti ke suatu sudut di jalan itu dimana tak banyak orang berlalu lalang dan terhindar dari lampu remang jalanan.. entah apa saja yang akan mereka lakukan disana, dan yang jelas... mereka menantang “bahaya”....

Sontak, adik ku yang juga melihat pemandangan tersebut menyahut, “ wah mas, kayak gitu mah banyak banget di sekitar jalanan sini..pernah aku lihat di jalanan sekitar bandara Juanda yang gelap tanpa lampu, pas aku lewat eh ternyata banyak banget pasangan – pasangan yang ada di atas motor nya lagi ciuman! Padahal ada aku lewat dengan sorotan lampu motorku, eh mereka nya ya keliatan cuek – cuek aja lho! .”

Apakah begini wajah Indonesiaku dengan budaya timur nya ? jikalau memang mereka merasa “butuh” dengan hal itu, apakah mereka tidak memikirkan “melakukannya” di tempat lain dimana tidak ada anak kecil dengan wajah polosnya telah terbiasa dan “maklum” akan kejadian tersebut?? Juga dilihat dari koran Jawa Pos yang kubaca tadi, bagaimana bisa para pasangan dengan perasaan senang dan lega telah menelantarkan anaknya ke panti asuhan sehingga hanya berani berbuat tak berani bertanggung jawab?? Ah..semoga yang kulihat beberapa hari ini bukanlah para muda – mudi Indonesia secara general.. semoga yang kulihat hanyalah noktah Indonesia di beberapa titik tempat saja..

Semoga generasi muda Indonesia semakin terhanyut dalam ke-“jatuh cinta”-an nya pada Indonesia..hingga mereka dapat mencintai diri mereka sendiri sebelum membahayakan diri mereka dan bangsa mereka..bangsa Indonesia...


Ad Maiorem Dei Gloriam


Amadeus Okky Suryono

Sabtu, 14 Juli 2012

Ibu dan si Penjaja Roti..

Sumber Gambar : www.google.com


Semburat kehangatan mentari menghiasi Sabtu pagiku.. 14 Juli 2012.. dimana pada tanggal ini.. ketika aku baru membuka mataku dan alunan mentari sudah beranjak tinggi.. tiba – tiba hatiku dimanjakan dengan suatu peristiwa yang mengusik hatiku.. dengan sedikit terhuyung – huyung mengumpulkan “nyawa” sembari menyambar gelas kosong dan mengisinya dengan air untuk mempercepat pengumpulan nyawaku..aku mendengar sayup – sayup di kejauhan, alunan musik khas salah satu “armada” dari perusahaan roti terkenal sebagai tanda mereka sedang berkeliling menjajakan dagangan roti mereka..

Kemudian insting ibuku yang mengerti bahwa rumah harus segera diisi dengan “ransum” bergegas untuk memanggil mas – mas penjaja roti tersebut.. dengan cepat seisi rumah menari penuh gema suara dari teriakan panggilan ibuku kepada penjaja roti tersebut..”mass!! roti..masss!! “ .. berulang – ulang ibuku memanggil tukang roti yang terlihat sedang mengendarai sepedanya secara perlahan.. tetapi dirasa, sepeda yang dikendarainya tak kunjung berhenti dan singgah di depan rumah ku.. tak puas, ibuku mengkombinasikan teriakan merdunya dengan tepukan tangan yang pada akhirnya berhasil membuat mas – mas penjaja roti tersebut menoleh dan memutar kemudi sepedanya hingga singgah di depan rumahku..

“walah masss..musiiik rotinya terlalu keraaas tuuhh..jadi susah kaan manggilnya..”, kata ibuku merujuk pada alunan musik khas perusahaan roti tersebut yang terlalu keras.. kemudian mas – mas penjaja roti itu menyahut dengan suara perlahan dan sopan,” a.. aap bu..(maap bu) u..sik ..nya aa..nn..ti.. i .. e..cil.an..(musiknya nanti dikecilkan)..” seketika, ibuku memahami penyebab utama mas – mas penjaja roti menyetel musiknya keras – keras, yang memang diketahui bahwa seorang yang bisu juga berpengaruh pada kurangnya ketajaman pendengarannya..

Bagaimana bisa perusahaan ini membiarkannya berkelana bersama musik dan roti bawaannya dari rumah ke rumah? Untuk sesaat..aku berusaha untuk memahami..si penjaja roti berbadan kurus ini tak ingin menjadi suatu beban bagi orang – orang di sekelilingnya.. dan terlihat dari tatapan matanya yang tersimpan semangat mudanya seolah ingin mengatakan bahwa ia tak ingin keterbatasan fisiknya ini menjadi suatu halangan baginya untuk menggapai mimpi – mimpi masa mudanya.. dan ia merasa bahwa pekerjaan “batu loncatan” baginya adalah sebagai seorang penjaja roti.. aku merasa tertampar mengingat aku dan “orang sehat” lainnya justru membuat suatu “keterbatasan” menjadi suatu alasan untuk tidak mengerjakan suatu pekerjaan dengan sepenuh hati.. teringat suatu kondisi dimana aku.. yang pada keesokan harinya harus melaksanakan ujian akhir, sedangkan pada sehari sebelum ujian aku “hanya” menderita flu sehingga membuat “alasan” bagi diriku untuk tak belajar dengan sepenuh hati... maupun “orang sehat” lain yang begitu bersemangat untuk mengambil cuti bekerja melebihi waktu yang diperbolehkan dengan alasan pemulihan dirinya pasca operasi, dimana pada faktanya, fisiknya sudah sehat dan siap untuk bekerja..

  Pagi ini..seorang penjaja roti menjadi inspirasi diriku...untuk tidak “memanjakan” diri kita melalui “keterbatasan” kita...dan memang benar kata Paulo Coelho..”when you push yourself to your limit, you’ll realize there is no limit..”




Ad Maiorem Dei Gloriam





Amadeus Okky Suryono      

Kamis, 12 Juli 2012

Life is a Parody..


Sumber gambar : www.google.com

     Ketika semilir angin malam yang bercampur orchestra nyanyian alam bersenandung dan aku sebagai penontonnya..tiba – tiba sekelebat memory akan masa lalu mengganggu melody malam itu..ya jelaslah...bukan memory akan kenangan indah yang biasa buatku senyam – senyum sendiri bak orang gila, tetapi memory akan suatu nada dimana menimbulkan suatu getir dan senyum masam ketika mengingatnya..bahkan menertawakan “memory kelam” itu.. hingga sampai pada kesimpulan.. ah.. life is a parody..

Sembari lamunan semakin melambung tinggi..ku-pilah – pilah arsip “memory kelam” itu dah kembali tersenyum masam ketika aku duduk di bangku Sekolah Dasar, dimana aku yang masih cecunguk itu bergaya seolah mempunyai kekuatan super dahsyat yang ujung – ujungnya selalu saja ketika mengakhiri hari di bangku sekolah dengan sok – sok an berkelahi bahkan menyakiti fisik dan mental dari si korban... ck..ck.. senyum masam menghiasi bibirku..

Bahkan ketika kemudian kutemukan arsip yang menandakan aku telah menginjak bangku SMA pun, dengan gaya – gaya khas remaja menuju dewasa yang masih mencari jati diri, terkuak memory ketika sebuah masalah percintaan mengganggu hubungan pertemanan dan bla..bla..bla.. begitu masamnya memory ini hingga menuangkannya ke dalam bentuk tulisan pun menjadi cengar cengir sendiri dan tak kuat akan kemasamannya...

     Memang di dalam hidup, ketika kita sudah dapat menertawakan diri kita di masa lampau karena kejadian – kejadian konyol yang terkadang membuat malu ketika kita mengingatnya, itu menandakan diri kita sudah mampu mengambil pelajaran yang kita ambil dari peristiwa – peristiwa emotional tersebut.. ke-parody-an hidup seakan menjadi – jadi tatkala si korban dalam peristiwa tersebut justru menjadi teman baik kita di masa sekarang.. maka ketika kita memiliki “musuh” dalam kehidupan keseharian kita, dan kita melakukan hal – hal yang konyol dalam rangka perseteruan dengan orang yang kita anggap “musuh” tersebut sehingga saling menyakiti , sebelum melakukan hal tersebut, cobalah untuk berpikir lebih jauh dengan pertanyaan, “Bagaimana jika orang yang kusakiti saat ini menjadi teman dekat kita di waktu yang akan datang?” sekilas ketika menanyakan hal tersebut ke dalam dirimu, seakan pikiranmu berkata,” ah..tidak sudi aku berteman dengan nya di masa yang akan datang..” tetapi Tuhan dan hidup memiliki suatu rencana yang akan selalu membuatmu ternganga.. pernahkah kamu mendengar pepatah, “ manusia boleh lah membuat rencana untuk masa depannya.. tetapi Tuhan menentukan rencana mana yang terbaik untuknya..” dan hal ini juga berlaku dalam pertemananku.. sungguh..

Bahkan terkadang timbul suatu perasaan, andai saja waktu dapat kuputar kembali dan memperbaiki peristiwa – peristiwa tersebut..yah..yang sudah berlalu biarlah berlalu..yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapinya dan menindaklanjuti akibat dari perbuatan kita..syukur – syukur kalau si korban masih mau memaafkan tingkah laku kita..

Lamunanku bahkan sampai ke suatu titik dimana dapat kuambil kesimpulan..

 “Kesalahan dalam hidup menjadi tidak berarti ketika kita tidak dapat mengambil pelajaran dari kesalahan tersebut – Amadeus Okky” .. 

Ad Maiorem Dei Gloriam


Amadeus Okky Suryono

Rabu, 11 Juli 2012

Sendu Dalam Suasana Pagi di Kota Sidoarjo..


Sumber Gambar : www.google.com

         Ketika waktu telah menunjukkan pukul 6 pagi, aku telah terbuai dengan sapaan hangat mentari..dan sayup – sayup teriakan anak – anak berusia 7 tahun berseragam batik Sekolah Dasar juga ikut mewarnai semburat pagi..dan kutetapkan hatiku untuk sekedar menikmati aura kota segudang memori masa kecilku... Sidoarjo.. 

        Dengan mengenakan pakaian olahraga milik ayahku, aku mulai berlari – lari kecil sembari meregangkan otot – ototku..tak berapa lama, aku berseteru dengan jalanan utama di sekitar kompleks rumahku sembari kurasakan semilir angin pagi menerpa wajahku.. ketika sampai di jalan kembar yang biasa digunakan orang – orang sekitar untuk sekedar menghela nafas pagi dan berlari – lari kecil karena banyaknya tanaman di pinggiran jalanan, bayangan keasrian dan kenyamanan seolah buyar ketika perjalanan pagiku seolah disambut dengan berbagai macam aroma yang mengganggu.. ada orang dengan sengaja membakar sampah di sekitar kompleks jalan kembar dimana begitu mengganggu alunan udara pagi..tanaman – tanaman hijau yang kurindukan seolah merunduk sendu dengan daun – daun kecoklatan yang bertengger di dahannya.. dan taman perumahan yang berhiaskan sampah – sampah plastik yang tergeletak begitu saja..serta aroma jalanan yang basah entah oleh sebab apa sehingga menimbulkan bau tidak sedap ketika orang melintas di punggung jalanan..

      Bermodalkan semangat pagiku, kuberusaha tak memperhatikan kesenduan suasana kota asalku, sembari menapaki jalanan memory yang dulu sering kulalui ketika kuberangkat ke Sekolah Dasar ku..jalanan memory dimana merupakan jalanan menuju lapangan kecil tempat aku dan teman – teman masa kecilku berbagi tawa dan kepuasan di kala bermain sepak bola versi kami..dan juga jalanan memory dimana aku menikmati guliran waktu bersama cinta masa kecilku.. seolah semua kenangan menyeruak ke pikiranku dan melupakan sejenak kesenduan pagiku..

   ketika mentari mulai memerah dan meninggi..aku melihat sebuah pemandangan yang menyentuh hatiku..dimana kulihat seorang pria tua yang sudah tak mampu berjalan dengan baik sehingga ia bersahabat dengan tongkat besi setianya yang membantunya berjalan sembari menghampiri sampah – sampah plastik yang menghiasi area taman perumahan itu.. ia mengambil sampah sebanyak yang mampu ia genggam..berbalik arah..sembari berjalan tertatih bersama sahabatnya menuju ke tempat sampah yang terletak 10 langkah di depannya... ya.di dalam dirinya yang menua dan rapuh, timbul suatu kerinduan mendalam akan bersih dan indahnya kota masa tuanya.. 


Ya.. Aku juga merindukan bersih dan indahnya kota masa kecilku...




Ad Maiorem Dei Gloriam




Amadeus Okky Suryono

Minggu, 01 Juli 2012

Ibu Si Penggelitik Hati..


Sumber Gambar : www.Google.com

       Pagi ini..dengan rasa penasaranku..kutelusuri jalan yang sama..di hari yang berbeda..dan ini sudah ke-empat kalinya aku diburu dalam rasa keingintahuanku..untuk melalui rumah bercat merah muda tanpa halaman di depan rumahnya, dengan terasnya yang menjorok ke jalanan..dan kulihat pemandangan yang sama di setiap pagi yang kujumpai.. pemandangan yang seolah menggelitik hati dan bahkan berbalut menjadi ironi..

Tangan kanannya begitu lincah menari dan berdansa bersama sebuah pena yang bercumbu dengan sebuah buku tulis yang sudah berwarna kekuningan, lusuh, dan kotor..dengan beratapkan teras rumah yang merupakan rumah warga, menjadikannya tempat favoritnya untuk bernostalgia bersama buku, pena, dan memory tentangnya..dan menjadikan pukul 8 pagi, menjadi waktu yang special baginya untuk terlarut dalam angannya.

Sembari ia duduk dan bersandar di dinding merah muda itu, ekspresinya yang merupakan perpaduan unik antara kekosongan dan keseriusan ikut menghiasi pemandangan pagi itu..setelah beberapa saat, kucari info tentang keberadaan “ibu si penggelitik hati” ini dan memang dia merupakan ibu setengah baya yang gila, dengan jalanan yang menjadi pendamping tidurnya, serta mentari dan hujan yang menjadi sahabat setianya.. pakaiannya yang compang camping bahkan membuat iba bagi beberapa orang ibu-ibu hingga tak tega dan memberikan pakaian baginya yang layak pakai tanpa memperdulikan racauan-racauan “khas” orang gila yang pikirannya entah terbawa angin..

Sungguh mengejutkan ketika “ibu si penggelitik hati” ini begitu rutin dalam “menuliskan” berbagai macam “imajinasi”nya ke dalam buku tulis lusuh kesayangannya.. mengapa aku mengatakan dalam kiasan sebagai “ibu si penggelitik hati”?  “manusia normal” jaman sekarang, atau mereka yang menganggap diri mereka “normal” yang padahal lebih “normal” ibu si penggelitik hati dibanding mereka, menghabiskan begitu banyak waktu untuk tenggelam dalam angan mereka bersama teknologi – teknologi mutakhir yang berkembang di zaman sekarang.. “mereka yang menganggap diri mereka normal” itu tertawa terbahak – bahak dengan blackberry di genggaman mereka hingga orang di sekitar mereka mengerutkan dahi akan “kenormalannya” atau terhanyut dalam buaian program – program televisi dan menikmati “kenormalan” mereka selama berjam – jam.. 

Sedangkan “ibu si penggelitik hati” ini dengan “kegilaannya” mampu mengembangkan sayap – sayap kata menjadi suatu himpunan paragraf yang  unik, semrawut karena tulisan tangannya, dan secara rutin ia lakukan untuk bergelut dalam hal mengasah angan sebelum kembali mengalun bersama teriknya jalanan...
Lalu.. bagaimana denganmu??




Ad Maiorem Dei Gloriam





Amadeus Okky Suryono